Gempa Lombok, Bisnis Perhotelan Hadapi Masa-masa Sulit

Rabu, 22 Agustus 2018 12:29 WIB

Sejumlah warga korban gempa berrsalaman usai melaksanakan Salat Idul Adha 1439 H di Posko Pengungsian Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu 22 Agustus 2018. Sebanyak 1400 jiwa pengungsi korban gempa bumi di tenda pengungsian tersebut merayakan hari raya Idul Adha di tenda pengungsian dan menyembelih hewan kurban sebanyak 30 ekor sapi sumbangan dari para donatur. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

TEMPO.CO, Jakarta - Dampak gempa Lombok, Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Haryadi Sukamdani mengatakan kondisi bisnis perhotelan di wilayah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, tengah memasuki masa-masa sulit. Dalam beberapa hari terakhir, gempa susulan terus terjadi dan telah menyebabkan setidaknya 515 orang meninggal dunia.

BACA: Kerugian Gempa Lombok Ditaksir Mencapai Rp 7,7 Triliun

"Sekarang ini boleh dibilang memang okupansinya sangat rendah sekali," kata Hariyadi saat ditemui dalam acara Seminar Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo di Veranda Hotel, Selasa, 21 Agustus 2018. "Karena memang masih belum stabil kondisi tanahnya, jadi orang agak takut."

Walau demikian, Hariyadi mengaku tak tahu dan belum bisa menyampaikan angka pasti berapa penurunan tingkat hunian hotel atau okupansi di daerah tersebut. "Enggak enak juga ngomongnya berapa." Namun yang pasti, okupansi hotel seret karena sumber penghuni perhotelan di sana, yaitu turis, terus berkurang pasca-kejadian serentetan gempa.

Di Lombok, tak hanya korban tewas, jumlah korban luka-luka pun tak kalah banyaknya, yaitu mencapai 7000 orang lebih. Lalu 70 ribu rumah dan 800 fasilitas umum ikut rusak. Sementara itu, 431 ribu orang terpaksa keluar dari rumah mereka dan menginap di lokasi pengungsian.

Advertising
Advertising

BACA: Pesan Jokowi di Idul Adha: Mari Bantu Korban Gempa Lombok

Sebelum gempa ini, bisnis perhotelan di sekitar wilayah ini juga baru saja terdampak gempa Gunung Agung di Pulau Bali pada awal Juli 2018. Namun beruntung saat itu bencana alam ini tidak berlangsung lama sehingga kerugian hanya datang sesaat. "Karena terus relatif stabil, ya enggak apa-apa setelahnya," ujar Hariyadi.

Hariyadi mengatakan pemulihan bisnis perhotelan di area terdampak gempa Lombok belum diketahui akan berlangsung berapa lama. Mengingat saat ini gempa susulan terus terjadi tanpa bisa diprediksi. Tapi imbasnya beralih ke Pulau Bali yang bersebelahan provinsi karena relatif aman dan jauh dari titik gempa. "Karena masalah ketidaknyamanan itu makanya turis tidak pergi ke Lombok," tuturnya.

Berita terkait

Beda Michelin Key dengan Michelin Star, Panduan Pelancong Memilih Hotel dan Restoran Terbaik

16 jam lalu

Beda Michelin Key dengan Michelin Star, Panduan Pelancong Memilih Hotel dan Restoran Terbaik

Michelin Key fokus pada penghargaan hotel, berbeda dengan Michelin Star yang fokus pada kuliner.

Baca Selengkapnya

Inilah Hotel Pertama yang Memperoleh Gelar Michelin Key di Amerika Serikat

17 jam lalu

Inilah Hotel Pertama yang Memperoleh Gelar Michelin Key di Amerika Serikat

Setiap hotel yang masuk dalam daftar Michelin Key telah dinilai berdasarkan lima kriteria oleh tim seleksi

Baca Selengkapnya

10 Hotel Terbaik di Dunia Versi TripAdvisor, Ada yang di Bali

4 hari lalu

10 Hotel Terbaik di Dunia Versi TripAdvisor, Ada yang di Bali

Berikut ini daftar hotel terbaik di dunia yang bisa Anda kunjungi versi TripAdvisor. Dua di antaranya ada di Indonesia. Di daerah mana?

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

5 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

10 Hotel Terbesar di Dunia, Ada yang Punya Lebih dari 7.000 Kamar

8 hari lalu

10 Hotel Terbesar di Dunia, Ada yang Punya Lebih dari 7.000 Kamar

Berikut ini deretan hotel terbesar di dunia, didominasi oleh kompleks mewah di Las Vegas, Amerika Serikat. Kamarnya capai lebih dari 7.000.

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

10 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

13 hari lalu

Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

Okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini meleset dari target 90 persen, hanya berkisar 80-an persen.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Usai, PHRI Yogyakarta Langsung Garap Paket Wisata Syawalan Hotel

14 hari lalu

Libur Lebaran Usai, PHRI Yogyakarta Langsung Garap Paket Wisata Syawalan Hotel

Paket syawalan usai libur Lebaran ini diharapkan menjadi satu pengobat melesetnya target okupansi hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini.

Baca Selengkapnya

Okupansi Hotel di Yogyakarta Meleset dari Target saat Libur Lebaran, Inikah Penyebabnya?

15 hari lalu

Okupansi Hotel di Yogyakarta Meleset dari Target saat Libur Lebaran, Inikah Penyebabnya?

PHRI berharap tahun-tahun mendatang akan lebih banyak event untuk menjaring wisatawan datang ke Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Okupansi Kamar Hotel di Solo Raya Musim Libur Lebaran 2024 Lebih dari 90 Persen

20 hari lalu

Okupansi Kamar Hotel di Solo Raya Musim Libur Lebaran 2024 Lebih dari 90 Persen

Tingkat hunian atau okupansi kamar hotel di wilayah Solo dan sekitarnya atau Solo Raya di musim libur Lebaran 2024 atau Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriyah ini rata-rata lebih dari 90 persen

Baca Selengkapnya