Ojek Online Putuskan Batal Demo saat Pembukaan Asian Games 2018

Jumat, 17 Agustus 2018 06:04 WIB

Ribuan massa gabungan driver ojek online melakukan aksi demo konvoi menuju Istana Merdeka, Jakarta, 27 Maret 2018. Dalam aksinya driver ojek online menuntut adanya kesamaan tarif antar operator. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan sopir ojek online yang masuk dalam Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) memutuskan untuk tidak melakukan demonstrasi pada saat pembukaan Asian Games 2018, pada hari Sabtu, 18 Agustus 2018. Pembatalan ini di antaranya karena mempertimbangkan risiko keamanan massa simpatisan dan pendukung demo.

Baca: Go-Jek dan Grab Naikkan Tarif Ojek Online, Mana yang Lebih Murah?

"Pembatalan rencana demo itu didasarkan pada alasan mempertimbangkan lebih jauh soal konsekuensi dan risiko yang akan berdampak pada keamanan dan keselamatan jiwa massa simpatisan dan pendukung," ujar Yohannes Benn, penanggung jawab aksi, Kamis, 16 Agustus 2018.

Hal itu disampaikan Yohannes di Sekretariat Garda jalan Kodam Raya nomor 6, Jakarta Pusat. Demonstrasi diundur sampai batas waktu yang ditentukan berdasarkan kesepakatan presidium Garda selanjutnya.

Keputusan itu, kata Yohannes, juga menggambarkan kebesaran jiwa dan hati pejuang yang rela mengesampingkan segala visi misi dan idealisme perjuangan demi rasa cinta dan bakti kepada Tanah Air. "Kami tidak bertanggung jawab terhadap risiko secara moril maupun materiil pada rekan-rekan yang tetap melakukan demonstrasi turun ke jalan dengan mengatasnamakan Garda," imbuh Yohannes.

Advertising
Advertising

Dinas Perhubungan DKI Jakarta saat menertibkan ojek online yang parkir sembarangan di depan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 9 Juli 2018. Dari hasil penertiban ini, sebagian pengendara ojek online pernah terjaring razia sebelumnya. TEMPO/Subekti.

Sementara itu, Andreas Budi selaku Ketua Umum sekaligus pendiri Garda menjelaskan ihwal niat untuk melakukan demonstrasi tersebut. Awalnya rencana demonstrasi karena dipicu oleh protes di kalangan sopir ojek online yang merasa penarikan tarif oleh perusahaan terhadap konsumen tidak sebanding dengan kinerja mereka. "Normalnya orang kerja sembilan jam, tapi kami kerja hingga 15 jam dan hanya mendapatkan pendapatan sekitar Rp 100 ribu - 150 ribu," katanya.

Andreas menambahkan, tarif Rp 1.600 per kilometer tersebut masih akan dipotong sebesar 20 persen sehingga pendapatan bersih sopir ojek online hanya berkisar Rp 1.300 per kilometernya. "Hitung saja pendapatan kami. Hanya dibayar Rp 8.000 untuk jarak enam kilometer," ucapnya. Oleh karena itu, kalangan pengemudi ojek online merasa pendapatan tersebut tidak sebanding dengan pengeluaran untuk membeli bensin dan pulsa.

<!--more-->

Jika sebelumnya disebutkan telah tercapai kesepakatan oleh salah satu perusahaan ojek online untuk menaikkan tarif mitra kerjanya menjadi Rp 2.300 per kilometer, hal itu tidak dirasakan oleh para pengemudi. "Kenyataannya, kami, para driver yang kesehariannya masih menjalankan aktivitas narik seperti biasa, belum merasakan kenaikan tarif seperti pemberitaan di media," kata Teresia yang menjabat sebagai presidium Garda wilayah Depok dan Bogor.

Teresia mengatakan bahwa pihaknya masih terus akan memperjuangkan kesetaraan tarif antara mitra dengan perusahaan satu sama lainnya sehingga tidak ada perang tarif di kemudian hari. "Kami merasa bahwa tarif yang dianggap manusiawi dan dipandang dapat mewakili kebutuhan sehari-hari adalah Rp 3.000 per kilometer dengan mempertimbangkan harga-harga kebutuhan seperti bensin dan lainnya yang juga mulai naik," kata Teresia.

Supir Ojek Online Tuntut Kenaikan Tarif

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setyadi, mengatakan bahwa selama ini pemerintah telah menjembatani permasalahan tersebut bahkan mempertemukan para stakeholders. Namun setiap pertemuan antara para pihak terus mengalami perkembangan dan Budi mengaku tidak mengikuti tahapan eksekusi dari hasil pertemuan tersebut.

Sejauh sepengetahuannya, kata Budi, ada rilis pernah dikeluarkan oleh salah satu perusahaan ojek online mengatakan sudah memberikan kenaikan tarif dari semula Rp 1.600 menjadi Rp 2.300 per kilometer. Dia juga beranggapan bahwa program salah satu perusahaan ojek online yaitu pembagian oli gratis merupakan bentuk kenaikan tarif atau juga perbaikan pendapatan para sopir ojek online.

Sejauh ini, pemerintah juga sempat mendampingi pihak Garda ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk memberikan laporan adanya persaingan tidak sehat antar perusahaan ojek online yang menjadikan para sopir ojek online sebagai mitra kerja, korban atas adanya persaingan tersebut. "Ke depannya, pemerintah tetap akan melakukan upaya mencari celah lagi dan mencoba mempertemukan kembal," jelas Budi meyakinkan.

Baca: 10 Hari Beroperasi, Go-Jek Raup 15 Persen Pangsa Pasar di Vietnam

Secara khusus, Budi mengatakan bahwa pemerintah melalui menteri perhubungan sangat mengapresiasi keputusan para pengemudi ojek online itu untuk memberikan dukungan sepenuhnya terhadap kegiatan Asian Games 2018. Terlebih, ajang itu merupakan perhelatan penting untuk kepentingan nasional dan dunia.

CANDRIKA RADITA PUTRI

Berita terkait

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

1 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

6 hari lalu

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.

Baca Selengkapnya

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

11 hari lalu

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.

Baca Selengkapnya

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

11 hari lalu

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

Setelah Lebaran 2024, gelombang arus balik memulai perjalanan banyak orang kembali ke perantauan

Baca Selengkapnya

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

12 hari lalu

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberangkatkan peserta arus balik gratis Lebaran 2024 dengan 160 bus.

Baca Selengkapnya

Terminal Tirtonadi Solo Mulai Kirim Sepeda Motor Peserta Mudik Gratis Lebaran 2024 Kembali ke Perantauan

14 hari lalu

Terminal Tirtonadi Solo Mulai Kirim Sepeda Motor Peserta Mudik Gratis Lebaran 2024 Kembali ke Perantauan

Loading pengiriman sepeda motor, masuk ke truk, dan diberangkatkan sekitar pukul 14.00 menuju ke Terminal Pulo Gadung.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Siapkan 3 Armada Kapal Rute Panjang-Ciwandan untuk Arus Balik Lebaran

14 hari lalu

Kemenhub Siapkan 3 Armada Kapal Rute Panjang-Ciwandan untuk Arus Balik Lebaran

Kapal tersebut diperuntukkan bagi kendaraan sepeda motor dan mobil kecil. Sedangkan selama arus balik, truk 3 sumbu untuk sementara tak diperbolehkan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Siapkan Rencana Cadangan Penyeberangan Sumatera-Jawa

14 hari lalu

Pemerintah Siapkan Rencana Cadangan Penyeberangan Sumatera-Jawa

Salah satu instruksinya yakni mempercepat dikeluarkannya Surat Perintah Berlayar (SPB) kapal.

Baca Selengkapnya

Menhub Tinjau Persiapan Arus Balik di Bandara Soekarno-Hatta

14 hari lalu

Menhub Tinjau Persiapan Arus Balik di Bandara Soekarno-Hatta

AirNav Indonesia diminta untuk mengoptimalkan runway ketiga di Bandara Soekarno-Hatta.

Baca Selengkapnya

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

18 hari lalu

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun ini menjadi momen terakhir bagi Presiden Jokowi. Lantas, apa yang akan dilakukan oleh Jokowi?

Baca Selengkapnya