TEMPO.CO, Jakarta- CEO dan Founder Go-Jek, Nadiem Makariem mengatakan di hari kesepuluh Go-Viet diluncurkan, sudah dapat menggaet 15 persen pangsa pasar di Ho Chi Min, Vietnam. "Kehadiran Go-Jek di luar Indonesia mendapatkan respon positif dari konsumen di Vietnam," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 16 Agustus 2018.
BACA: Nadiem Minta Maaf Go-Jek Baru Ekspansi ke Papua Setelah 8 Tahun
Go-Viet merupakan merek dagang yang digunakan di Vietnam. Layanan tersebut baru diluncurkan di kota Ho Chi Min. Menurut Nadiem, dia ingin memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat di negara Asia Tenggara lainnya untuk dapat merasakan manfaat Go-Jek dalam mempermudah kehidupan sehari-hari mereka.
Menurut Nadiem, Go-Jek membawa dampak positif di luar Indonesia, yaitu dengan menggabungkan keahlian Go-Jek di bidang teknologi, operasional serta pengembangan bisnis, juga keahlian tim lokal yang memahami cara terbaik melayani kebutuhan konsumen di negara masing-masing.
Masyarakat di Asia Tenggara, kata Nadiem, saat ini memerlukan alternatif pilihan layanan ride-hailing. Tak hanya konsumen yang membutuhkan pilihan tetapi juga para pengemudi. “Adanya kompetisi selalu bisa membuat pasar menjadi lebih bertumbuh dan berkembang. Aspirasi kami adalah menjadi aplikasi pilihan untuk membantu kehidupan sehari-hari masyarakat di Asia Tenggara,” ujar dia.
BACA: HUT RI, Go-Jek Luncurkan Ojek Online di Sabang dan Merauke
Sebelumnya, Go-Jek telah mengumumkan peluncuran dua perusahaan yang didirikan secara lokal di Vietnam dan Thailand, yang merupakan gelombang pertama dari ekspansi internasional ke negara-negara Asia Tenggara. Melalui ekspansi internasional ini, Go-Jek ingin memperluas dampak positifnya yang telah terbukti di Indonesia ke negara-negara lain.
Aplikasi Go-Jek saat ini telah memfasilitasi lebih dari 100 juta transaksi setiap bulan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat Indonesia. Bahkan, Go-Food telah menjadi layanan pesan-antar makanan terbesar di Asia di luar Cina.