Indonesia Layak Keluar dari IMF

Reporter

Editor

Selasa, 19 Agustus 2003 18:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Dapat dilihat dari perbandingan antara kondisi perekonomian Indonesia saat ini dengan Thailand Menurut Cyrilus Harinowo, salahsatu deputi gubernur Bank Indonesia, Indonesia dianggap telah layak untuk mengakhiri kerjasama dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Menurutnya hal itu dapat dilihat dari perbandingan antara kondisi perekonomian Indonesia saat ini dengan Thailand pada tahun 2000 lalu yang tidak jauh berbeda. Pendapat itu dikemukakannya di Hotel Sahid Jaya, Kamis (24/4) sore. Kontrak kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan IMF sendiri rencananya akan berakhir pada tahun ini. Kerjasama di antara kedua belah pihak dilakukan menyusul krisis moneter yang melanda Asia, termasuk Indonesia. Kontrak itu ditandatangani pada Oktober 1997 lalu. Cyrilus menambahkan, kelayakan itu dapat dilihat dari cadangan devisa yang dimiliki Indonesia saat ini, yakni berkisar US$ 33 miliar. Dari segi itu bisa dikatakan cukup aman, kata dia. Lebih lanjut dia mengungkapkan, keputusan untuk mengakhiri kerjasama dengan IMF juga perlu dipikirkan secara matang. Pasalnya, konsekuensi dari pemutusan kerjasama itu adalah pihak Indonesia tidak bisa lagi melakukan penjadwalan ulang pinjaman luar negeri dengan Paris Club. Cyrilus mengatakan, ditinjau dari segi fiskal, Departemen Keuangan sudah membuat skenario untuk mengantisipasi rencana yang sudah menjadi rahasia umum itu. Menurut saya kemungkinan ada kesenjangan pembiayaan, ujar dia menilai skenario tersebut. Oleh karena itu, dia menilai, harus ada upaya untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan. Upaya tersebut antara lain meningkatkan penerimaan pajak dan mencari sumber-sumber pembiayaan baru, seperti menjual obligasi dalam jumlah yang lebih besar. Cyrilus menambahkan, konsekuensi lain apabila kita memutuskan hubungan dengan IMF, lembaga tersebut tidak lagi akan memberikan bantuan. Tetapi IMF masih akan melanjutkan monitoring terhadap program kita, ujar dia. Program pengawasan itu disebut Post Program Monitoring (PPM). Yaitu suatu pengawasan terhadap program yang sudah digodok secara bersama-sama antara IMF dengan sebuah negara tertentu. (Faisal- TNR)

Berita terkait

Surya Paloh Soal Peluang PKS Ikut Merapat ke Prabowo: Pandangan Saya Baik

2 menit lalu

Surya Paloh Soal Peluang PKS Ikut Merapat ke Prabowo: Pandangan Saya Baik

Ketua Umum NasDem Surya Paloh menanggapi kemungkinan jika PKS bergabung dengan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

13 menit lalu

Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, mengatakan, peserta bisa mendaftar beasiswa prioritas sekaligus beasiswa non-prioritas.

Baca Selengkapnya

60 Persen Lulusan BINUS SCHOOL Serpong diterima di Kampus Luar Negeri

24 menit lalu

60 Persen Lulusan BINUS SCHOOL Serpong diterima di Kampus Luar Negeri

BINUS SCHOOL Serpong, sekolah yang mengusung kurikulum Cambridge, mencatat lebih dari 60 alumni mereka di tahun 2024 ini diterima untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

27 menit lalu

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

Anies Baswedan mengomentari peluang bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai menteri.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

31 menit lalu

Bamsoet Berikan Kuliah Pembaharuan Hukum, Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) masih menyisakan pekerjaan rumah bagi parlemen dan pemerintah yang akan datang

Baca Selengkapnya

Belum Siapkan Nama Menteri, NasDem Fokus Dua Hal Ini

35 menit lalu

Belum Siapkan Nama Menteri, NasDem Fokus Dua Hal Ini

Prabowo belum menawarkan kursi menteri, Partai Nasdem fokus pada kepemimpinan ide dan rekonsiliasi.

Baca Selengkapnya

OpenAI Memperluas Ekspansi dengan Membuka Kantor di Tokyo

36 menit lalu

OpenAI Memperluas Ekspansi dengan Membuka Kantor di Tokyo

OpenAI berekspansi ke Asia dengan membuka kantor baru di Tokyo, Jepang. Perusahaan ini merilis model GPT-4 yang dioptimalkan untuk Jepang.

Baca Selengkapnya

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

37 menit lalu

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Istri : Saya Belum Siap

Keluarga sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin tampak begitu terpukul atas berpulangnya sang penyair pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anies soal Peluang Maju di Pilgub Jakarta: Sekarang Rehat Dulu

39 menit lalu

Anies soal Peluang Maju di Pilgub Jakarta: Sekarang Rehat Dulu

Anies Baswedan menanggapi singkat wacana dirinya akan maju kembali sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

48 menit lalu

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

Polisi menyimpulkan sementara Brigadir RA tewas karena bunuh diri.

Baca Selengkapnya