Indef Sebut 'Kesamaan' Kondisi Ekonomi Turki dengan Indonesia

Rabu, 15 Agustus 2018 13:45 WIB

Depresiasi Lira terjadi akibat perselisihan hubungan ekonomi Turki - AS.

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Dzulfian Syafrian menyebut krisis ekonomi yang terjadi di Turki bisa saja terjadi di Indonesia. Sebabnya, Indonesia berada di posisi yang serupa dengan Turki.

Baca: Indef: Atur Impor BUMN Dulu, Lalu Evaluasi Impor Swasta

"Indonesia dan Turki sama-sama mengalami defisit ganda atau twin deficits," ujar Dzulfian kepada Tempo, Rabu, 15 Agustus 2018. Saat ini dua negara ini memang tengah mengalami defisit fiskal dan defisit neraca berjalan.

Defisit neraca ganda ini lah yang kemudian menjadi alasan struktural dan fundamental mengapa rupiah terus melemah. Sebelumnya, Bank Indonesia menyampaikan defisit neraca berjalan melebar pada triwulan II menjadi 3 persen. Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai dengan Juli 2018 sebesar Rp 151,3 triliun

Penyebab utama defisit neraca berjalan, kata Dzulfian, adalah arus modal keluar dari Indonesia ke Amerika Serikat. "Jadi dolar balik ke kandangnya," kata dia. Pelarian modal ini, menurut dia, didorong oleh terus merangkak naiknya tingkat suku bunga AS sebagai respon dari perekonomian yang terus membaik.

Advertising
Advertising

Fenomena pelarian modal ini, ujar Dzulfian, tidak hanya dialami Indonesia tetapi juga negara-negara pasar berkembang lainnya, misalnya Turki. Bahkan, Turki mengalami pelarian modal yang paling parah, tercermin dari defisit neraca berjalannya yang mencapai 5 persen dari PDB.

"Itu lah mengapa mata uang Turki, yaitu Lira, mengalami pelemahan paling parah terhadap dolar AS pada 2018 ini," kata Dzulfian. Di samping itu, ia menilai Turki melakukan blunder kebijakan denhan enggan menaikkan suku bunganya selama berbulan-bulan.

"Padahal inflasi selalu dua digit dan mata uang mereka terus melemah dalam kurun waktu belakangan," kata Dzulfian.

Baca: INDEF: Isu Ekonomi Krusial bagi Capres

Dzulfian melihat Turki memaksakan rezim suku bunga rendah karena mereka masih ingin mengundang investasi asing untuk ditanam di negeri mereka. Padahal hal ini sulit terjadi mengingat pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan oleh AS. "Jadi, krisis Lira ini adalah buah dari blunder kebijakan ekonomi."

Ia berharap pemerintah bisa mengambil pelajaran dari kasus krisis di Turki itu agar cermat dalam mengambil kebijakan ekonomi. "Semoga kita bisa belajar dari krisis Lira Turki ini," kata Ekonom Indef ini.

Berita terkait

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

4 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

6 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

6 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

7 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

9 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

11 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

11 hari lalu

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

Perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global dan tensi geopolitik yang sangat tinggi bergerak cepat dan dinamis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

12 hari lalu

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara serta jajaran eselon I Kemenkeu.

Baca Selengkapnya