Rupiah Jeblok, Luhut: RI Lebih Baik Ketimbang 3 Negara Ini

Senin, 6 Agustus 2018 13:27 WIB

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cilincing Jakarta, 28 Februari 2018. Tempo/Syafiul Hadi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan baru saja rapat bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa menteri untuk membahas soal perekonomian. Ia menyebut perekonomian Indonesia masih bisa bertahan di tengah kecamuk ekonomi global.

Baca: Luhut Sebut Dana yang Telah Digunakan untuk IMF World Bank Rp 566 Miliar

Contohnya saja pada nilai tukar rupiah. Menurut Luhut, meski sempat mengalami depresiasi, kondisi rupiah masih di level menengah ketimbang negara lain. "Kita masih lebih baik dari banyak negara, dari India, Turki, Brasil, dan negara lainnya," ujar Luhut di Hotel Pullman, Jakarta, Senin, 6 Agustus 2018.

Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia, kurs rupiah berada pada angka Rp 14.481 per dolar Amerika Serikat pada hari ini. Angka tersebut menguat ketimbang Jumat lalu, 3 Agustus 2018, yang mencapai Rp 14.503 per dolar AS.

Baca: AirAsia Buka Rute Silangit - Kuala Lumpur, Ini Harapan Luhut

Selain soal kurs, Luhut percaya pemerintah masih bisa memelihara inflasi. Hingga saat ini, ujar dia, inflasi masih dijaga di level 3,2 persen. "Kami yakin sampai akhir tahun inflasi kami masih di bawah 4 persen."

Dengan demikian, Luhut meyakini pertumbuhan ekonomi triwulan II berada di kisaran 5,2 - 5,3 persen. Ia menegaskan pemerintah terus memperhatikan banyak hal. "Kami tidak ingin ada yang terlupa sehingga ekonomi indonesia terganggu," ujar Luhut lagi.

Perusahaan finansial asal Swiss, UBS AG, sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3 persen pada 2018. Ekonom senior UBS Edward Teather berujar proyeksi itu muncul lantaran adanya perbaikan pada pertumbuhan belanja konsumsi menyusul percepatan investasi yang ada. "Adanya percepatan di pertumbuhan penjualan ritel menambah keyakinan kami akan proyeksi ini," ujar dia dikutip dalam keterangan resmi UBS.

Menurut Edward, langkah Bank Indonesia sudah cukup jelas, baik dalam bentuk aksi maupun pernyataannya. Pengetatan kebijakan dilakukan sebagai langkah pre-emptive dan didasari oleh faktor eksternal, bukan pertumbuhan domestik maupun inflasi.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

4 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

6 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

8 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

8 jam lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

Pesan Luhut ke Prabowo jangan bawa orang toxic ke pemerintahan

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

9 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

10 jam lalu

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

TB Hasanuddin mengatakan usulan pemberian kewarganegaraan ganda seperti disampaikan Luhut tidak bisa serta-merta hanya berdasarkan alasan ekonomi saja

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

11 jam lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

14 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Ini Aturan Mengenai Kewarganegaraan Ganda di Indonesia Hingga Kasus yang Pernah Terjadi

19 jam lalu

Ini Aturan Mengenai Kewarganegaraan Ganda di Indonesia Hingga Kasus yang Pernah Terjadi

Pernyataan Menteri Koordinator Marves Luhut Pandjaitan soal pemberian kewarganegaraan ganda bagi diaspora disorot media asing. Bagaimana aturannya?

Baca Selengkapnya