Sri Mulyani: Kesetaraan Gender Harus Dimulai Sejak PAUD

Kamis, 2 Agustus 2018 14:21 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pidato dalam seminar bertajuk Women Participation for Economic Inclusiveness di Hotel Sheraton, Surabaya, Jawa Timur. Kamis, 2 Agustus 2018. Tempo/Caesar Akbar

TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini pemberdayaan perempuan akan memberi nilai tambah bagi perekonomian. Selain itu, nilai tambah bisa diperoleh dalam bentuk ketahanan ekonomi.

Baca: Sri Mulyani Sebut Operasi Kilang TPPI Terganjal Warisan Masa Lalu

Untuk itu, Sri Mulyani berujar pemerintah tengah berupaya menciptakan kesetaraan gender sejak awal. "Mesti dimulai sejak pendidikan anak usia dini atau PAUD," ujarnya dalam seminar bertajuk “Women Participation for Economic Inclusiveness” di Hotel Sheraton, Surabaya, Kamis, 2 Agustus 2018.

Pemerintah juga mesti memastikan kelompok keluarga miskin tidak mengalami tekanan lagi. Tekanan finansial, ujar Sri Mulyani, kerap kali menyebabkan anak-anak di keluarga tersebut tidak bisa bersekolah. "Khususnya anak perempuan."

Dalam hal ini, pemerintah mengandalkan Program Keluarga Harapan untuk mengantisipasi hal tersebut. Sri Mulyani berujar jumlah keluarga yang ditanggung program tersebut akan ditingkatkan jumlahnya. Adapun tahun ini jumlah penerima program itu adalah sepuluh juta keluarga.

Advertising
Advertising

"Ini untuk menjamin bahwa keluarga tidak melakukan excuse bahwa kemiskinan menyebabkan mereka tidak bisa menyekolahkan. Biasanya yang tidak boleh sekolah itu anak perempuan, yang diutamakan laki-laki," ujar Sri Mulyani.

Baca: Siapa yang Dikritik Sri Mulyani: Ahok atau Anies Baswedan?

Sejatinya, kata Sri Mulyani, masyarakat, khususnya wanita, mesti diberi kesempatan untuk sekolah, diberi akses kesehatan, hingga dijamin masuk ke pasar tenaga kerja. Persoalan kesetaraan gender ini, menurut dia, sangat relevan, tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga seluruh dunia. "Isu ini bukan hanya berlaku di negara berkembang, tapi juga negara maju."

Berdasarkan proyeksi World Economic Forum Report 2017, Sri Mulyani menyebut persoalan persamaan gender membutuhkan 200 tahun untuk bisa selesai, sehingga perjalanannya masih sangat lama.

Apalagi, kata Sri Mulyani, kemajuannya pun masih sangat lambat. Berdasarkan data Bank Dunia, kesenjangan gender menyebabkan pendapatan ekonomi hilang rata-rata 15 persen. "Atau dalam hal ini hilangnya value economy itu disebabkan oleh entrepreneurship gap," ujar Sri Mulyani.

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

8 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

13 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

17 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

17 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Pendekatan Kreatif, Berpikir Kritis dan Kolaborasi pada Pendidikan Anak Usia Dini

4 hari lalu

Pentingnya Pendekatan Kreatif, Berpikir Kritis dan Kolaborasi pada Pendidikan Anak Usia Dini

Pentingnya pendidikan anak usia dini terletak pada pengaruhnya yang signikan terhadap pengembangan keterampilan STEAM.

Baca Selengkapnya