Harga Batu Bara Naik, Industri Semen Minta Insentif ke Pemerintah

Rabu, 1 Agustus 2018 06:00 WIB

Pekerja melakukan bongkar muat Semen Gresik di kawasan Jalan Panjang, Jakarta, Selasa, 26 Juli 2018. PT Semen Indonesia Tbk (yang semula bernama PT Semen Gresik Tbk) mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 3 persen secara tahunan pada Mei 2018 di tengah adanya tren kenaikan harga semen di beberapa wilayah. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Indocement Tunggal Perkasa Christian Kartawijaya mengatakan industri semen tengah tertekan karena lonjakan harga batu bara. Dia berharap pemerintah turut campur menolong industri semen dengan memberikan sejumlah insentif.
"Kami berharap sekali ada perhatian dari pemerintah. Entah dalam bentuk berbagai macam, untuk menyehatkan industri yang sedang sulit ini," kata dia, Selasa 31 Juli 2018.
Christian menuturkan saat ini rata-rata pabrik semen mengandalkan batubara sebagai sumber energi. Nilainya signifikan dalam biaya produksi, sekitar 30-40 persen.
Sementara, harga batubara acuan jauh melonjak dibanding dua tahun lalu yang di bawah US$ 70 per ton. Saat ini, harganya mencapai US$ 104 per ton.
"Sementara harga semen tak bisa naik. Ini membuat pabrik semen kesulitan," kata Christian.
Meski tertekan harga, Christian tak meminta kebijakan harga khusus seperti sektor kelistrikan. Dia hanya berharap pemerintah tak menerbitkan izin pabrik baru. Sebab, saat ini produksi semen justru melebihi permintaan domestik. Jika pabrik semakin banyak berdiri, investasi semen domestik justru tak kompetitif karena pengusaha berebut pasar.
Sementara, investasi semen dianggap Christian mahal, sekitar US$ 150-200 per ton. "Kalau izin pabrik baru dikeluarkan terus, sedangkan kita sudah over supply, jadi industri dalam negerinya yang sakit. Itu yang kami harapkan dukungan dari pemerintah," ungkap dia.
Kenaikan harga batubara juga mengganggu operasional pengolahan tambang. Tahun lalu, tiga fasilitas pengolahan milik PT Indoferro, PT Bintang Timur Steel, dan PT Cahaya Modern Metal Industri sempat berhenti beroperasi karena harga emas hitam melonjak.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Indonesia Jonatan Handjojo mengemukakan sebagian smelter menggunakan batubara berkalori tinggi sebagai sumber energi. Batubara jenis ini cukup mahal. Harganya bisa menembus US$ 150 per ton. Sementara pasokan batubara kalori tinggi domestik tak banyak karena sebagian besar tambang memproduksi batubara berkalori rendah.
"Memang sempat terganggu karena kenaikan batubara kokas," ungkap Jonatan, beberapa waktu lalu.
Saat ini pemerintah baru mengatur harga batubara sektor kelistrikan. Melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1395K/0/MEM/2018, Pemerintah mematok harga pembelian batubara berkalori 6.322 per gram maksimal US$ 70 per ton. Tujuannya untuk menjaga supaya biaya produksi listrik PT PLN (Persero) tak membengkak. Selain itu, perseroan juga membutuhkan batubara lebih banyak karena nantinya pembangkit listrik tenaga uap baru akan beroperasi.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot Ariyono memastikan pasokan batu bara dalam negeri tetap wajib dipenuhi penambang. Kewajiban itu adalah Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara. "Kebijakan DMO tak mungkin dicabut karena pasar dalam negeri tetap butuh dan kebutuhannya terus tumbuh," ungkap Bambang.
ROBBY IRFANY | AHMAD FIKRI

Berita terkait

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

23 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

5 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

29 hari lalu

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).

Baca Selengkapnya

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

44 hari lalu

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

Pusat Studi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Pusesda) menolak rencana Bahlil membagikan izin usaha pertambangan (IUP) ke organisasi kemasyarakatan.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

44 hari lalu

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah mencabut 2.051 Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

53 hari lalu

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

Neraca dagang antara Indonesia dan Vietnam mencapai USD 12,84 Miliar sepanjang 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

55 hari lalu

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Simbara menaikan penerimaan pajak batu bara.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

16 Februari 2024

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

Sepanjang Januari 2024, nilai ekspor batu bara tercatat US$ 2,41 miliar, turun dari bulan sebelumnya US$ 3 miliar.

Baca Selengkapnya