Galakkan GPN, BI: Pedagang Banyak Pakai Mesin EDC Bisa Dilaporkan

Minggu, 29 Juli 2018 15:18 WIB

Peluncuran kartu Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di Gedung Thamrin, kompleks perkantoran BI, Jakarta Pusat, 3 Mei 2018. Foto: BI

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia tengah menggalakkan program gerbang pembayaran nasional atau GPN. Salah satu keuntungan gerbang pembayaran nasional adalah merchant cukup menggunakan satu mesin EDC (Electronic Data Capture) untuk kartu debit berbagai perbankan berlogo GPN.

BACA: BRI Akan Terbitkan 20 Juta Kartu Debit Berlogo GPN Tahun Ini

"Jadi laporkan ya kalau di merchant, misalnya bandara, masih menggunakan sepuluh EDC. Itu bertentangan dengan GPN," ujar Kepala Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional Bank Indonesia Pungky P. Wibowo

Sebab, kata Pungky, pelanggan kerap direpotkan apabila mau bertransaksi non-tunai menggunakan kartu debet lantaran mesin EDC-nya tidak mendukung. "Sekarang kalau kalian belanja ke pedagang lalu ditolak, misalnya laporkan ke BI," kata Pungky.

Pungky menegaskan, pada prinsipnya, setiap transaksi non-tunai debit kini cukup menggukan satu mesin saja. Bila kedapatan ada merchant yang belum menerapkan GPN, kata dia, BI akan melaporkan ke perusahaan perbankan yang dimaksud. "Nanti bank akan beri sanksi ke merchant."

Masyarakat bisa memiliki kartu debit GPN dengan menukarkan kartu yang saat ini telah dimiliki ke bank masing-masing. Sebelumnya, Pungky Wibowo menargetkan 30 persen dari 173 juta kartu debit diganti dengan logo GPN. "Dalam dua bulan sudah mencapai 10 persen. Insya Allah tahun ini bisa sampai 30 persen," ujar Pungky di Hotel Borobudur, Kamis, 12 Juli 2018.

Advertising
Advertising

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan para pengguna kartu GPN akan memperoleh beberapa keuntungan, antara lain biaya transaksi debit lebih murah. Sebab, dengan sistem pembayaran nasional itu bank-bank, baik bank BUMN, bank swasta nasional, hingga bank swasta asing akan terhubung ke GPN.

"Merchant tidak perlu menyediakan banyak alat EDC yang membuat tidak efisien, mengisi e-Money di atm mnapun dan biayanya murah," kata Mirza.

Kartu GPN juga mendorong ketahanan dari sistem pembayaran nasional. Sebab, kliring dari transaksi debet tidak lagi dilakukan di luar negeri, melainkan di dalam negeri. "Itu kan memperkuat sistem pembayaran nasional."

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

14 menit lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

8 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya