BI Bantah Likuiditas Perbankan Mengetat

Reporter

Antara

Jumat, 27 Juli 2018 17:59 WIB

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menepis anggapan bahwa likuiditas perbankan sedang mengetat menyusul data pertumbuhan kredit yang kian agresif, sementara pertumbuhan penarikan simpanan hanya moderat.

Mirza likuiditas masih longgar, tercermin dari transaksi di Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Dia mengatakan bunga di PUAB untuk tenor satu bulan telah menurun drastis dari 7,1 persen di awal Juli 2018 menjadi 6,5 persen di akhir Juli 2018.

"Penurunan bunga transaksi itu menandakan likuiditas tidak seret karena permintaan likuiditas dapat dipenuhi oleh pasokan. Sehabis lebaran likuiditas kembali ke kas bank sehingga terjadi penurunan suku bunga antar bank," ujar dia di Jakarta, Jumat, 27 Juli 2018.

PUAB merupakan medium transmisi paling sensitif dari penyesuaian suku bunga kebijakan Bank Indonesia atau "7-Day Reverse Repo Rate". Jika suku bunga kebijakan dari Bank Sentral naik, maka suku bunga di PUAB adalah medium pertama yang terpengaruh.

"Ini menunjukkan walau BI naikin suku bunga tapi likuiditas cukup. PUAB tenor satu bulan turun, tenor lain juga seperti itu," ujar dia.

Mirza berkilah likuiditas perbankan memang sempat mengetat di pertengahan kuartal II 2018 karena nasabah banyak menarik dana tunai dari perbankan untuk kegiatan konsumsi saat Ramadan dan Lebaran.

"Maka BI buka fasilitas untuk likuiditas yakni 'term repo' dan 'forex (fx) swap'," ujarnya.

"Term Repo" dan "FX Swap" merupakan beberapa instrumen operasi moneter BI untuk mengendalikan likuiditas rupiah, dan juga valuta asing.

Namun, data kinerja dari laporan harian bank umum (LHBU) perbankan hingga akhir Juli 2018 menunjukkan rasio kredit terhadap pendanaan bank (Loan to Funding Ratio/LFR) yang berpotensi naik. Pasalnya, pertumbuhan kredit hingga pekan ketiga Juli 2018 kian agresif sebesar 11,3 persen (year on year/yoy). Sementara pertumbuhan simpanan hanya 6,9 persen (yoy).

Jika merujuk data terakhir BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit yang tinggi dan simpanan yang moderat sudah terjadi sejak Mei 2018. Pertumbuhan DPK tercatat sebesar 6,7 persen (yoy), sedangkan kredit sebesar 10,2 persen (yoy). Di Juni 2018, menurut data OJK, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 10,75 persen (yoy)dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,99 persen (yoy).

ANTARA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

3 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

4 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

4 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

6 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya