Lion Air dan Perusahaan Tommy Soeharto Siap Melantai di Bursa

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 25 Juli 2018 15:49 WIB

Thai Lion Air. ch-aviation.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perusahaan besar dari berbagai sektor berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dua di antaranya maskapai penerbangan PT Lion Mentari Airlines atau Lion Air dan anak usaha PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS), PT Humpuss Transportasi Kimia. Humpuss Intermoda Transportasi adalah salah satu perusahaan milik Tommy Soeharto.

Baca: Pilot Lion Air Tewas Kecelakaan di Madinah

Selain kedua perusahaan itu, masih ada beberapa yang berminat mencatatkan sahamnya di pasar modal, yakni perusahaan rumah sakit Columbia Asia, produsen cat PT Propan Raya ICC, dan Bank DKI.

Perusahaan-perusahaan tersebut diketahui tengah mengikuti kelas persiapan initial public offering (IPO), yang digelar perusahaan jasa Ernst & Young (EY) Indonesia. "Ada Lion Air, Columbia Asia, Propan, Bank DKI, Humpuss Kimia. Mereka berminat (IPO) atau paling tidak owner mereka sudah mempersiapkan untuk IPO. Kalau mereka mengikuti kegiatan ini, berarti dari owner-nya sudah siap (IPO)," kata Partner Assurance Services EY Jongki Widjaja di BEI, Rabu, 25 Juli 2018.

Salah satu perusahaan yang menjadi sorotan adalah Lion Air. Pasalnya, perusahaan itu adalah perusahaan jasa penerbangan yang memiliki armada terbanyak di Indonesia dengan rute penerbangan yang terbilang lengkap.

Jongki juga menilai perusahaan ini cukup seksi. Selama ini, kata dia, akses pendanaan perseroan selalu diperoleh dari perbankan atau mekanisme konvensional lain. "Mungkin sekarang mereka melihat IPO sebagai cara terbaik," ujarnya.

Advertising
Advertising

Terkait dengan waktu dari pelaksanaan IPO, Jongki mengaku belum mendapat informasi. Sebab, perusahaan biasanya membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk mengeksekusi pencatatan saham di pasar modal.

Perusahaan harus melakukan konsultasi dengan penjamin emisi alias underwriter untuk menentukan harga dan jadwal. Sementara itu, jadwal IPO juga sangat bergantung pada kondisi market. "Kalau perusahaan bagus tapi market kurang bagus, sahamnya sulit naik," ucap Jongki.

Sebenarnya, ada banyak perusahaan yang mengikuti kelas persiapan IPO ini. Namun belum ada kepastian apakah perusahaan-perusahaan tersebut bakal melantai di bursa dalam waktu dekat.

Perusahaan itu antara lain Indivara Group, Elzatta, Izone, Inertia Utama, Titan Infra Energy, Amman Mineral Nusa Tenggara, Medco Power Indonesia, Rumah Sakit Awal Bros, PT Sentra Untung Investama, serta PT Prestise Indojaya.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan perusahaan yang mengikuti kelas persiapan itu beberapa di antaranya memang telah siap melakukan IPO.

"Yang ikut kelas ini sudah siap untuk submit. Tapi tentunya akan ada proses, tidak bisa langsung," tuturnya.

Sementara itu, Lany D. Wong, Chief Financial Officer (CFO) PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), yang merupakan salah satu pemegang saham Awal Bros, menuturkan pihaknya masih belum ada rencana dalam waktu dekat untuk membawa rumah sakit itu ke pasar modal.

Namun dia berujar Awal Bros akan terus melakukan ekspansi dengan menambah 10 unit jaringan baru dalam tiga tahun. "Dalam rencana, 10 rumah sakit itu tiga tahun, berarti selama itu masih belum (IPO)," katanya.

BISNIS

Baca berita lain tentang Lion Air di Tempo.co.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

7 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

1 hari lalu

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

Banyak insiden yang menggerus reputasi Boeing sebagai produsen pesawat terkemuka di dunia, yang terakhir adalah kematian seorang pelapor.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

2 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

10 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

10 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

11 hari lalu

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Simak profil perusahaan jamu dan kecantikan tersebut berikut ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya