Bank Indonesia Segera Perkenalkan Dua Acuan Pasar Uang Baru

Reporter

Antara

Editor

Anisa Luciana

Selasa, 24 Juli 2018 15:20 WIB

Kiri-kanan, Deputi Gubenur Sugeng, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Rosmaya Hadi sebelum mengelar press briefing mengenai inflasi bulan Juni 2018, di Gedung Bank Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Juni 2018. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia akan segera memiliki dua acuan pasar uang antar bank, yakni IndONIA untuk tenor satu hari dan Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) untuk tenor satu pekan hingga 12 bulan. IndONIA akan diperkenalkan Bank Indonesia pada akhir Juli 2018.

Baca juga: Bank Indonesia Gelar Karya Kreatif dan Pameran Kerajinan UMKM

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan IndONIA akan menjadi acuan baru yang benar-benar menggambarkan transaksi dan kondisi likuiditas di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) untuk tenor satu hari (overnight) saja.

"Arah ke depannya, yang untuk tenor satu malam hanya akan mengacu ke IndONIA," kata Nanang di Jakarta, Selasa, 24 Juli 2018.

Setelah diterapkan, IndONIA akan diumumkan setiap hari oleh Bank Indonesia pukul 19.00 WIB. Level bunga IndONIA diambil dari rata-rata transaksi di PUAB yang terjadi pada pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB di hari tersebut.

Advertising
Advertising

Level IndONIA yang diumumkan BI itu pada keesokan harinya dapat digunakan bank untuk bertransaksi pinjam meminjam likuiditas di PUAB. "IndONIA ini bagaikan ‘gadis cantik' yang akan menjadi benchmark suku bunga overnight," kata dia.

Baca juga: Bank Indonesia Mendorong Perempuan Aktif Secara Ekonomi

Ketika IndONIA sudah diluncurkan, BI tidak serta merta langsung menghapus JIBOR tenor satu hari. BI masih menerapkan masa transisi untuk penerapan IndONIA tenor satu hari secara efektif. "Kita tunggu overnight index-nya terbentuk dulu," kata Nanang.

IndONIA merupakan praktek terbaik internasional seperti bank sentral negara lain. Inggris misalnya, sudah menerapkan Sterling Overnight Index Average (SONIA) pada 1997.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Rijanto sebelumnya mengatakan IndONIA akan menggambarkan bunga yang berdasarkan transaksi di pasar, sehingga bunga yang terbentuk tidak disetir bank-bank tertentu. "Perbankan jadi punya satu acuan yang benar-benar riil, bukan yang di-drive bank kecil atau bank besar atau asing atau bank pemerintah, tapi benar-benar riil transaksi," kata Erwin.

ANTARA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

5 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya