Dorong Ekspor RI, BNI Salurkan Pinjaman Berdenominasi Yen

Reporter

Tempo.co

Jumat, 20 Juli 2018 17:28 WIB

Ilustrasi mata uang Jepang Yen. REUTERS/Shohei Miyano

TEMPO.CO, Jakarta -PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI, memberikan kredit berdenominasi Yen menggunakan skema jaminan Standby Letter of Credit (SBLC) untuk perusahaan-perusahaan berorientasi ekspor.

BACA:Semester Pertama 2018, Laba Bersih BNI Tumbuh 16 Persen

Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia, dan baru pertama kali dilaksanakan oleh Bank lokal di Indonesia dan disalurkan secara simbolis di acara Penandatanganan Perjanjian Kredit pada Jumat, 20 Juli 2018 di Jakarta.

Pada kesempatan ini, BNI menyalurkan kredit berdenominasi Yen kepada salah satu perusahaan lokal penghasil suku cadang kendaraan yang berorientasi ekspor, yaitu PT Banshu Electric Indonesia.

PT Banshu Electric Indonesia merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) asal Jepang Joint Venture dengan perusahaan lokal Indonesia yang memproduksi spare part otomotif wire harness, dengan penjualan berbasis ekspor sebesar 43%.

Advertising
Advertising

Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo menjelaskan, skema kredit ini menggunakan pola penjaminan berupa SBLC dari parent company yang berada di Jepang dan diterbitkan oleh bank rekanan BNI di Jepang. Dengan pola ini, maka assesment risiko juga ditekankan kepada Counterparty (bank Penerbit atau Penjamin SBLC), bukan ditekankan pada calon debiturnya. Pola ini juga memberikan alternatif jaminan yang semula berupa fixed asset menjadi jaminan dari perbankan Jepang berupa SBLC.

“Pinjaman dalam bentuk Yen ini dimungkinkan dengan adanya dukungan dari Cabang BNI yang berada di Tokyo, Jepang dan juga dari bank rekanan BNI di Jepang yaitu The Hyakujushi Bank, sehingga BNI dapat memberikan pinjaman Yen dengan bunga yang kompetitif,” ungkapnya.

BACA:BNI Biayai Pembangunan Ruas Tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara

Rico Rizal mengatakan skema pinjaman dengan jaminan SBLC ini relatif lebih mudah diaplikasikan bagi perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia. “Kami hanya menggunakan syarat satu tahun untuk laporan keuangan perusahaan dan jaminan SBLC dari bank mereka yang berada di Jepang. Bank tersebut harus sudah bekerja sama dengan BNI. Dengan kemudahan syarat tersebut, maka dimungkinkan bagi perusahaan Jepang yang baru beroperasi minimal satu tahun untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan,” tutur Rico.

Pemberian pinjaman kepada perusahaan Jepang ini merupakan bentuk komitmen BNI dalam mendukung investasi asing khususnya perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia dan sekaligus memberikan layanan perbankan secara menyeluruh kepada nasabah-nasabah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Nasabah UMKM BNI ini juga merupakan perusahaan asal Jepang yang tercatat sebagai nasabah Bank Regional Jepang (JRB) yang telah bekerja sama dengan BNI.

"Kami mengharapkan UMKM Jepang lainnya juga tertarik untuk mendapatkan pembiayaan melalui skema ini. Bila ada perusahaan Jepang yang telah menggunakan bank lain tentunya mereka akan mereferalkannya kepada perusahaan Jepang lainnya,” tambah Rico.

Baca berita tentang BNI lainnya di Tempo.co.

MAWARDAH I MARTHA WARTA SILABAN

Berita terkait

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

1 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

2 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

3 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

3 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

4 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

8 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

10 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

11 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya