Tingkat Kemiskinan Diklaim Turun, Ini Kondisi di Kalimantan Utara

Senin, 16 Juli 2018 18:14 WIB

Ilustrasi kemiskinan. Dok. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Samarinda - Tingkat kemiskinan yang diupayakan pemerintah untuk terus turun ternyata belum sepenuhnya berhasil karena di sejumlah daerah jumlah penduduk miskin malah bertambah. Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara, misalnya, meningkat 1,83 persen atau bertambah 1.790 orang selama periode September 2017 hingga Maret 2018. Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara pada Maret 2018 sebesar 50,35 ribu atau 7,09 persen.

Baca: Jokowi Optimistis Angka Kemiskinan Turun: Insya Allah Satu Digit

"Dibandingkan September 2017, penduduk miskin sebesar 48,56 ribu 6,96 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Atqo Mardiyanto, di Samarinda, Senin, 16 Juli 2018. Atqo menjelaskan, jumlah penduduk miskin secara absolut bertambah 1,79 ribu orang atau bertambah 1,83 persen.

Jumlah penduduk miskin daerah perkotaan dan pedesaan mengalami kenaikan, baik secara absolut maupun persentase. Selama periode September 2017 hingga Maret 2018, penduduk miskin di kota naik 0,73 ribu orang dari 21,81 ribu orang pada September 2017 menjadi 22,54 ribu orang pada Maret 2018 atau secara persentase naik 0,07 perseb dari 5,39 persen menjadi 5,46 persen.

Baca: Bappenas Pangkas Kemiskinan Tinggal 9,5 Persen di 2018 Lewat...

Advertising
Advertising

"Penduduk miskin di daerah pedesaan mengalami kenaikan sebanyak 1,06 ribu orang dari 26,75 ribu orang pada September 2017 menjadi 27,81 ribu orang pada Maret 2018 atau secara persentase naik 0,21 persen dari 9,14 persen menjadi 9,36 persen,” kata Atqo.

Sementara itu, selama September 2017 hingga Maret 2018, indeks kemiskinan (P1) di Kalimantan Utara mengalami penurunan, dari 1,323 pada September 2017 menjadi 1,095 pada Maret 2018. Demikian pula indeks keparahan kemiskinan (P2) mengalami penurunan dari 0,312 menjadi 0,265.

Adapun pada Maret 2018, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur dengan gini ratio tercatat sebesar 0,303. "Angka ini turun sebesar 0,010 poin jika dibandingkan dengan gini ratio September 2017 yang sebesar 0,313," kata Atqo.

Dan, pada Maret 2018, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 21,63 persen. Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.

Sementara itu, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan persentase kemiskinan di Indonesia turun hingga 9,82 persen. "Maret 2018 pertama kalinya persentase kemiskinan satu digit, ini terendah," ujar dia di Kantor BPS, Senin, 16 Juli 2018.

Suhariyanto menjelaskan sejak tahun 2002 kemiskinan di Indonesia berangsur menurun. Tahun ini, penduduk di bawah garis kemiskinan turun hingga 633,2 ribu orang.

Jika dibandingkan dengan tahun 2017, jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan mencapai 26,58 juta orang. "Maret 2018 penduduk miskin berjumlah 25,95 juta orang," tutur dia.

Jumlah penduduk miskin di perkotaan, kata Suhariyanto turun sebanyak 128,2 ribu orang. Sementara di daerah pedesaan, turun sebanyak 505 ribu orang.

Suhariyanto menjelaskan peran komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dari komoditi bukan makanan. Seperti, perumahan, sandang, dan pendidikan.

Jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan, kata Suhariyanto, ialaj beras, rokok kretek, telur ayam, daging ayam, mie instan, dan gula pasir. Adapun komoditi nonmakanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan, ialah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

CHITRA PARAMAESTI

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

3 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

4 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

5 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

12 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

12 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

12 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

12 hari lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

13 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

13 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

13 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya