TEMPO Interaktif, Washington:Bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (The Fed) memotong tingkat suku bunga pada Rabu (31/10) untuk mempertahankan kondisi perekonomian yang rusak akibat kejatuhan kredit sektor perumahan yang diperkirakan akan kembali mencuat pada bulan-bulan mendatang.Pemimpin the Fed Ben Bernanke dan para petinggi bank sentral menyepakati untuk menurunkan the Fed funds rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen setelah mengadakan pertemuan selama dua hari. Sebelumnya, pada 18 September lalu The Fed mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, menjadi 4,75 persen. Aksi ini diikuti dengan lonjakan harga saham di pasar Asia. Tapi kemudian terjadi penurunan kembali akibat masalah yang sama, yaitu harga minyak dan krisis mortgage. Selain itu, The Fed juga terdesak dengan masalah mata uang dollar AS yang terus jatuh di bawah Euro dan juga kinerja perusahaan AS yang terus memburuk. Dalam pernyataan the Fed, pemotongan tingkat suku bunga itu karena pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan melambat pada beberapa bulan mendatang. Menanggapi keputusan itu, perbankan Amerika Serikat termasuk Bank of America, wells Fargo dan Keycorp., mengumumkan pemotongan suku bunga kredit menjadi 7,5 persen, tujuannya untuk meningkatkan gairah perekonomian. Wall Street juga merayakan penurunan suku bunga itu. Dow Jones industrial ditutup menguat 137,54 poin menjadi 13.930,01. Indeks Standard & Poor's 500 naik 1,2 persen menjadi 1.549,38, dan indeks Nasdaq naik 42,41 poin atau 1,51 persen menjadi 2.859,12. Perdagangan saham sempat mengalami zigzag pasca pemotongan tingkat suku bunga karena sebagian investor beranggapan bahwa the Fed tidak akan kembali menurunkan suku bunga pada Desember mendatang. AP | Eko Nopiansyah
Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan
5 hari lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan
Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.