Bandara Ngloram Bakal Diperluas hingga Dekat Stasiun Kereta
Reporter
Sujatmiko (Kontributor)
Editor
Kodrat Setiawan
Rabu, 4 Juli 2018 12:19 WIB
TEMPO.CO, Cepu - Perluasan Bandara Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, diproyeksikan bersebelahan dengan Stasiun Kereta Api Kapuan. Tujuannya mempermudah penumpang pesawat terbang untuk mendapatkan akses kereta api di jalur utara Pulau Jawa ini.
Rancangan perluasan ini disampaikan Tim Koordinasi Percepatan Reaktivasi Bandara Ngloram, Cepu, Kabupaten Blora, Djati Walujastono. Menurutnya, perluasan didekatkan dengan Terminal Bandara Ngloram dengan Stasiun Kereta Api Tuban, lebih untuk memudahkan dan layanan penumpang. ”Memang perluasannya didekatkan dengan stasiun kereta api,” ujarnya pada Tempo Rabu, 4 Juli 2018.
Baca juga: Mangkrak 34 Tahun, Bandara Blora Akan Diaktifkan Lagi
Menurut Djati, timnya akan mempresentasikan Rencana Induk atau Masterplan Bandara Ngloram, Cepu, di Kantor Kabupaten Bupati Blora, pada Kamis besok. Dalam master plan akan dilakukan beberapa tahap. Mulai dari laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir. Masterplan Bandara Ngloram dibuat sebagai pedoman yang diperlukan dalam rangka pembangunan dan pengembangan suatu bandar udara dan operasi penerbangan serta analisis financial sampai dengan tahun rencana (target year).
Djati menyebutkan, pembuatan master plan suatu bandar udara adalah diharapkan mewujudkan suatu tempat yang ideal, memiliki fasilitas (sarana dan prasarana) sesuai ketentuan yang dipersyaratkan. Yaitu memberi pelayanan kebandarudaraan yang cepat, aman, nyaman, efektif, efisien dan optimal. Baik terhadap keselamatan operasi penerbangan, penumpang, maupun bagi pengguna jasa bandar udara lainya. “Tujuannya itu,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Blora ini.
Djati berharap Bandara Ngloram akan menunjang mobilitas dan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi Blora. Setidaknya seiring menggeliatnya pertambangan Migas di wilayah Blok Cepu serta daerah hinterland-nya, seperti Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Ngawi, Jawa Timur dan Kabupaten Rembang, Grobogan Jawa Tengah.
Data di Bappeda Blora menyebutkan, sekarang sudah tersedia tanah sekitar 215.346 meter persegi untuk Bandara Ngloram. Tanah itu di antaranya untuk runway panjang 900 meter dan lebar 30 meter taxiway sekitar panjang 150 meter dan lebar 23 meter, apron dan bekas tanah bangunan terminal panjang 75 meter dan lebar 50 meter. Sedangkan tanah perpanjangan runway masih tersedia panjang 1.650 meter dan lebar 110 meter.
Lima tahun lalu, harga tanah di sekitar bandara antara Rp 100 ribu per meter hingga Rp 200 ribu per meternya. Tetapi sekarang ini harganya naik di atas Rp 600 ribu per meter hingga Rp 1 juta per meternya. Kenaikan ini semenjak Pemerintah Pusat yaitu Kementerian Perhubungan, menetapkan Ngloram sebagai kawasan bandara.
Menurut Ibu Wahyu, 56 tahun, pemilik tanah di Desa Kentong, Kecamatan Cepu, tanahnya seluas 500 meter persegi, yang dibeli seharga Rp 50 juta 15 tahun silam. Kini, harganya naik lebih dari 10 kali lipat untuk tahun 2018 ini. Tanah pinggir jalan berjarak sekitar 1 kilometer dari bandara ini, jadi incaran para pengembang.