Ojek Online Pasca Putusan MK, Jawa Barat: Tunggu Pusat

Selasa, 3 Juli 2018 16:38 WIB

Ribuan massa gabungan driver ojek online melakukan aksi demo konvoi menuju Istana Merdeka, Jakarta, 27 Maret 2018. Dalam aksinya driver ojek online menuntut adanya kesamaan tarif antar operator. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Bandung -Penjabat Gubernur Jawa Barat Komisaris Jenderal Mochamad Iriawan belum bisa memberi tanggapan soal putusan Mahkamah Konstitusi yang menolak ojek online sebagai bagian dari transportasi umum. “Belum (bisa menanggapi), masih harus mempelajari,” kata dia pada Tempo, Selasa, 3 Juni 2018.

Iriawan mengatakan, akan meminta penjelasan tim teknis dulu soal sikap Jawa Barat menanggapi putusan Mahkamah Konstitusi yang menolak taksi online tersebut. “Nanti saya panggil dulu tim teknisnya,” kata dia.

BACA: Penjambretan di Cempaka Putih, Penumpang Ojek Online Tewas

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, pemerintah harus segera mencari solusi soal putusan Mahkamah Konstitusi yang menolak melegalkan ojek online tersebut. “Melihat fenomena di lapangan bahwa ojek online itu sudah ada dan sudah dijadikan sarana transportasi umum oleh masyarakat sementara MK menolak melegalkan, tentunya pemerintah harus segera mencari solusinya sehingga pelayanan kepada masyarakat tetap terpenuhi dan aspek keselamatan sebagaiman amanat dari UU No. 22 Tahun 2009 dapat dipenuhi juga,” kata dia, dikutip dari tanggapan tertulisnya yang diterima Tempo, Selasa, 3 Juli 2018.

Dedi mengatakan, Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22/2009 tidak memasukkan sepeda motor dalam kategori kendaraan mengangkut barang dan orang. Regulasi turunannya, PP 74/2014 tentang Angkutan Jalan juga menguatkan. “Mengacu pada hal di atas, dapat disampaikan bahwa sepeda motor memang tidak dikategorikan sebagai kendaraan bermotor penumpang atau mengangkut barang,” kata dia.

Advertising
Advertising

BACA: Grab Angkat Bicara Soal Putusan MK tentang Ojek Online

Ketua Organda Jawa Barat, Dedeh T Widarsih mengatakan, pemerintah diminta merevisi Undang-Undang Lalu Lintas karena persoalan ojek online itu karena dalam undang-undang tersebut tidak mencantumkan kendaraan roda dua sebagai angkutan umum. “Undang-Undang Lalu Lintasnya dirobah dulu. Kalau sekarang mau di legalkan oleh daerah, pakai dasar hukum apa? Pemerintah harus merubah itu kalau memang mau melegalkan,” kata dia pada Tempo, Selasa, 3 Juli 2018.

Dedeh mengatakan, ojek online saat ini berada dalam wilayah abu-abu karena masyarakat sudah kadung memanfaatkannya. “Sekarang masih abu-abu, ada yang masuk asuransi, ada yang tidak. Kalau sekarang ada apa-apa, susah, termasuk perlindungan pada masyarakat, itu harus diperhatikan,” kata dia.

Dedeh mengatakan, legalisasi tersebut untuk memastikan jaminan perlindungan terhadap penumpang, seperti angkutan umum lainnya. “Kalau ilegal, bagaimana nasib penumpang yang dibawanya, minimal harus terlindung. Alangkah baiknya kalau pemerintah mengubah dulu Undang-Undang Lalu Lintasnya, mungkin sangat panjang perjalanannya, tapi kalau mengubah tidak seperti membuat baru, cukup poin tertentu saja ditambah,” kata dia.

Dedeh mengatakan, Organda tidak mempersoalkan praktek ojek online. Tapi organisasinya meminta, pelaku ojek online agar berhati-hati. “Mereka harus tahu diri bahwa mereka tidak ter-cover undang-undang. Operasionalnya jangan terlalu melebar, jangan ugal-ugalan,” akta dia.

Menurutnya, Organda sejumlah daerah sudah ada yang merangkul pelaku ojek, untuk memastikan perlindungan penumpang. Sejumlah daerah ada yang memfasilitasi agar angkutan ojek tersebut bersedia membayar premi asuransi jasa raharja untuk perlindungan penumpang. “Beberapa daerah ada yang merangkul. Seperti soal asuransi, dan pembuatan SIM kolektif. Ada yang menolak, ada juga yang nurut,” kata dia.

Baca berita tentang Ojek Online lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

10 menit lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

2 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

2 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

3 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

3 hari lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

5 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

13 Ribu Jamaah Haji Jawa Barat Terbang dari Kertajadi, Embarkasi di Indramayu

6 hari lalu

13 Ribu Jamaah Haji Jawa Barat Terbang dari Kertajadi, Embarkasi di Indramayu

Jamaah haji Jawa Barat ada yang berangkat dari Bandar Kertajati di Majalengka dan Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

7 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

9 hari lalu

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut 315 Proyek Senilai Rp 17,8 Triliun Dibiayai Surat Berharga Syariah Negara

9 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut 315 Proyek Senilai Rp 17,8 Triliun Dibiayai Surat Berharga Syariah Negara

Ma'ruf Amin meminta agar KDEKS Jawa Barat mengambil peran untuk memperluas inklusi keuangan syariah.

Baca Selengkapnya