Kurs Dolar AS Terus Menguat Menjelang Rapat Dewan Gubernur BI

Jumat, 29 Juni 2018 12:05 WIB

Petugas money changer menghitung mata uang dolar. Rupiah semakin tertekan terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat, di level Rp14.060 per Dolar AS. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kurs dolar AS pada hari ini kembali menguat terhadap rupiah. Nilai tukar rupiah pada hari ini menyentuh posisi Rp 14.404 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).

Sementara data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini terpantau menempatkan Jisdor di Rp 14.404 per dolar AS. Artinya, angka tersebut melemah 133 poin atau 0,93 persen dari posisi Rp 14.271 pada posisi Kamis kemarin.

Baca: Menperin: Penguatan Dolar Untungkan Industri Kecil

Pelemahan rupiah ini terjadi sejak beberapa hari sebelum dilakukannya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang dijadwalkan siang hari ini. Bank sentral sebelumnya telah mengundur rapat karena adanya libur nasional Pilkada serentak pada 27 Juni 2018 lalu.

Adapun rapat dewan Gubernur tersebut salah satunya akan membahas langkah bank sentral terhadap perkembangan baru arah kebijakan yang terjadi di luar negeri. Kebijakan luar negeri tersebut khususnya dari bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) dan bank sentral Eropa (The European Central Bank/ECB).

Advertising
Advertising

Baca: Dolar Nyaris 14.200, DPR Peringatkan Perry Warjiyo

Pada perdagangan Kamis lalu, rupiah ditutup melemah 215 poin atau 1,52 persen di level Rp 14.394 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak fluktuatif pada kisaran Rp 14.367 – Rp 14.415 per dolar AS.

Sementara itu, pergerakan indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau melemah 0,27 persen atau 0,353 poin ke level 94,959 pada pukul 09.56 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis 0,016 poin atau 0,02 persen di level 95,296, setelah pada perdagangan Kamis (28/6) berakhir naik 0,02 persen atau 0,022 poin di posisi 95,312.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail memperkirakan dolar AS akan bergerak stabil di sekitar level 95,2-95,5 terhadap beberapa mata uang utama dunia terutama Euro pada perdagangan hari ini.

Hal tersebut menyusul rilis data PDB AS pada bulan Januari hingga Maret yang tercatat hanya sebesar 2 persen. Capaian ini sedikit lebih rendah dibandingkan laporan bulan sebelumnya sebesar 2,2 persen. Yield US treasury 10 tahun AS naik tipis sebesar 1 basis poin ke level 2,84 persen seiring lemahnya data PDB AS tersebut.

Di sisi lain, inflasi Jerman bulan Juni sebesar 2,1 persen yang lebih tinggi dibandingkan target inflasi Jerman sebesar 2 persen menjadi katalis positif perbaikan pertumbuhan ekonomi Eropa.

Sementara itu, ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan kondisi perekonomian Indonesia saat ini rentan terhadap penguatan dolar AS. Hal tersebut sebagai konsekuensi dari impor komoditas dan deindustrialisasi dalam satu dekade terakhir. “Dulu porsi sektor industri kita (Indonesia) hampir 30 persen, sekarang justru turun ke arah 25 persen," tutur David.

Hal tersebut, menurut David, mengganggu penyerapan tenaga kerja. "Apabila tidak ada tenaga kerja atau banyak pengangguran, maka daya beli masyarakat akan terpengaruh, pendapatan menurun, akan mengganggu ekonomi,” katanya mengomentari soal tren penguatan dolar AS belakangan ini.

BISNIS

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

14 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

2 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya