Empat Kali Defisit Neraca Perdagangan Membuat Rupiah Lesu

Senin, 25 Juni 2018 19:04 WIB

INDEF menggelar evaluasi terhadap kebijakan pangan di masa pemerintahan Jokowi-JK, 10 Juli 2017. TEMPO/Putri Thaliah

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) mengatakan kenaikan suku bunga acuan lebih dipicu faktor pelemahan kurs rupiah karena dana asing terus keluar. Di pasar modal, kata dia, aksi jual asing tercatat Rp 47 triliun sejak awal tahun 2018.

"Keluarnya modal asing bukan semata karena faktor global seperti Fed rate dan perang dagang tapi juga kinerja ekonomi domestik. Misalnya neraca perdagangan kembali defisit -1,52 miliar USD pada bulan Mei 2018, artinya ada 4 kali defisit sejak Januari," kata Bhima saat dihubungi Tempo, Senin, 25 Juni 2018.

Simak: Rupiah Melemah, Keran Ekspor Diminta Lebih Lancar

Selain itu, ia juga menyoroti lemahnya kinerja ekspor dan inflasi yang rendah justru menandakan permintaan konsumsi masyarakat sedang lesu, penjual tidak berani menaikkan harga barang. "Fundamental ekonomi yang lemah jadi indikasi stagnasi pertumbuhan ekonomi 5% masih akan terjadi dalam waktu yang lama," kata dia.

Menurut Bhima, kenaikan suku bunga acuan BI akhirnya akan menjadi serba salah. Jika efeknya tidak dinaikan, rupiah bisa menyentuh Rp 14.600 atau terburuk sejak 2016. Jika dinaikkan juga akan menghambat pertumbuhan kredit dan kontraksi ke sektor riil.

Advertising
Advertising

Baca: Minim Konversi Devisa Hasil Ekspor ke Rupiah

"Bank dengan cepat akan sesuaikan bunga kredit 25 sampai 50 basis poin, meskipun kondisi likuiditas masih longgar. Cost of borrowing pelaku usaha makin mahal, akhirnya menunda ekspansi bisnis,” ucap dia. Kondisi tersebut akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi tahun ini diprediksi stagnan 5,1 persen.

Jika rupiah terdepresiasi defisit perdagangan dan transaksi berjalan akan terus berlanjut. Hal itu bisa menurunkan kepercayaan investor sehingga lebih memilih negara lain dengan ketahanan eksternal yang lebih baik.

Baca: Stabilkan Rupiah, Pemerintah Akan Genjot Ekspor

"Jika net ekspor dan investasi menurun maka pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan hanya 5,1 persen melanjutkan stagnasi dibanding tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.

Berita terkait

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

48 menit lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

6 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

3 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

5 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

7 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

7 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya