Tiga Strategi Bank Indonesia Hadapi Kebijakan The Fed dan ECB

Rabu, 20 Juni 2018 07:00 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia siap menerbitkan sejumlah kebijakan pencegahan dan progresif guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Keputusan akan diambil pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 27-28 Juni 2018.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan sejumlah keputusan perlu diambil dalam menghadapi perkembangan baru arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, dan Bank Sentral Eropa, ECB. "BI siap menempuh kebijakan lanjutan," kata dia dalam keterangan di Jakarta, Selasa, 19 Juni 2018.

Simak: Bank Indonesia Jelaskan Alur Penguatan Rupiah

Sebelumnya, nilai tukar rupiah sempat menanjak hingga Rp 14.200 pada akhir Mei 2018 yang terpengaruh oleh kenaikan suku bunga The Fed. Namun mendekati lebaran dan sesudahnya, nilai tukar kembali kembali menguat. Dari catatan BI pada hari ini, rupiah berada di level Rp 13.972 (kurs jual) dan Rp 13.832 (kurs beli).

Untuk menjaga nilai tukar ini, BI siap menerbitkan beberapa kebijakan. Pertama, kebijakan yang akan diambil BI dapat berupa kenaikan suku bunga yg disertai dengan relaksasi kebijakan LTV atau Loan to Value. LTV merupakan rasio kemampuan bank dalam menyalurkan kredit kepada nasabah untuk kepemilikan rumah.

Advertising
Advertising

Baca: Bank Indonesia Masih Godok Standardisasi QR Code

Perry mengatakan kebijakan ini diambil untuk mendorong tumbuhnya sektor perumahan. Meski begitu, toh relaksasi atau pelonggaran kebijakan LTV sudah dua kali dilakukan BI pada 2016. Tapi kenyataannya, bank yang memanfaatkan kebijakan ini masih sangat minim.

Kedua, BI akan menerapkan kebijakan intervensi ganda. Lewat kebijakan ini, BI akan menyuplai pasar valuta asing dan membeli surat berharga negara (SBN) dari pasar sekunder yang dijual asing dalam waktu bersamaan. Kebijakan ini termasuk janji yang disampaikan Perry saat dilantik di Mahkamah Agung pada 24 Mei 2018.

Simak: Bank Indonesia Siap Naikkan Suku Bunga Terbuka

Ketiga, BI akan tetap menerapkan likuiditas longgar. Kebijakan serupa juga telah dilakukan BI saat memutuskan untuk melonggarkan likuiditas perbankan sekitar Januari 2018. Salah satunya, BI menetapkan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah bank umum konvensional sebesar 6,5 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK). Porsi GWM rata-rata ini diperlonggar dari 1,5 persen menjadi 2 persen.

Dengan sejumlah kebijakan ini, Bank Indonesia meyakini pasar aset keuangan Indonesia akan tetap kuat dan menarik bagi investor. Dengan demikian, Perry berharap stabilitas ekonomi tetap terjaga. "Sehingga, pertumbuhan ekonomi akan meningkat," kata dia.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

11 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya