Gubernur Bank Indonesia Sebut Geliat Ekonomi Indonesia Makin Baik

Jumat, 8 Juni 2018 21:40 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan geliat aktivitas ekonomi, khususnya perdagangan di Indonesia, hingga saat ini makin baik. Menurut Perry, hal itu salah satunya didasarkan atas hasil survei yang dilakukan BI mengenai penjualan eceran.

"Survei itu mengindikasikan penjualan eceran yang naik sebesar 4,1 persen pada April 2018 secara year-on-year. Padahal pada bulan Maret 2018 kemarin hanya 2,5 persen," katanya saat menggelar press briefing di kantor BI, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Juni 2018.

Simak: Formula bagi Bunga Acuan BI

Survei BI, kata Perry, juga mencatat adanya peningkatan pertumbuhan barang diperdagangkan, antara lain kelompok barang makanan, minuman, dan tembakau. Ketiganya tumbuh 7,7 persen. Sedangkan penjualan tertinggi adalah kelompok barang bahan bakar minyak.

Indikasi geliat ekonomi yang makin kuat tersebut, menurut Perry, juga terlihat lewat survei konsumen (indeks keyakinan konsumen), yang menunjukkan adanya optimisme. Hasilnya, survei indeks tersebut menghasilkan nilai 125,1 pada Mei.

Advertising
Advertising

Simak: 4 Langkah Gubernur BI Perry Warjiyo Stabilkan Rupiah

"Padahal pada bulan April hanya mencapai nilai 122,2. Hal itu menunjukkan keyakinan konsumen itu lebih tinggi," ujarnya.

Perry melanjutkan, optimisme konsumen tersebut juga didorong indeks kondisi ekonomi saat ini, khususnya indeks penghasilan dan indeks pembelian barang tahan lama. Selain itu, menurut Perry, hal tersebut juga didorong adanya tunjangan hari raya dalam menyambut hari raya Idul Fitri.

Simak: Bank Indonesia Berencana Turunkan Uang Muka KPR

Apalagi, Perry menambahkan, hal itu dikuatkan hasil survei pemantauan harga pada pekan pertama Juni 2018, yang menunjukkan indikator harga barang bisa terkendali. Menurutnya, dari pemantauan harga sampai minggu pertama, BI mengestimasi inflasi Juni mencapai 0,22 persen month-to-month.

"Inflasi bulan Juni mencapai 0,22 persen month-to-month, secara kumulatif Januari-Juni 1,53 persen, dan year-to-year mencapai 2,75 persen," ucapnya.

Bank Indonesia menyatakan indikator-indikator tersebutlah yang bisa menunjukkan bahwa geliat perekonomian di Indonesia makin baik.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya