Menhub Beri Tiga Trik Agar PT INKA Sukses di Luar Negeri
Reporter
Nofika Dian Nugroho (Kontributor)
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 30 Mei 2018 06:00 WIB
TEMPO.CO, Madiun – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) meningkatkan daya saing. Adapun tujuannya merebut pasar penjualan dalam dan luar negeri. “Kompetitif itu dicapai dalam tiga hal, yaitu murah, bagus, dan cepat. Tiga hal itu harus dilakukan,’’ kata dia ketika melakukan kunjungan kerja ke PT INKA di Kota Madiun, Jawa Timur, Selasa, 29 Mei 2018.
Untuk itu, ia melanjutkan, pemerintah berupaya terus memotivasi PT INKA. Apalagi, pesanan yang tengah digarap kian bertambah seperti pembuatan kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) Palembang; LRT Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Selain itu, juga permintaan ekspor kereta ke beberapa negara seperti Filipina, Bangladesh, dan Sri Lanka.
Simak: PT INKA Ekspor Kereta ke Filipina
Berdasarkan informasi dari PT INKA, Filipina memesan kereta rel diesel senilai Rp 127,3 miliar. Untuk pemesanan dari Bangladesh sebanyak 250 kereta. Adapun pesanan kereta dari Sri Lanka senilai Rp 400 miliar.
Dengan banyak pesanan luar negeri dan pemenuhan kebutuhan kereta di dalam negeri, PT INKA akan membuka pabrik baru di Banyuwangi. Pabrik ini akan berdiri di atas lahan seluas 72 hektare dan tercatat sebagai pabrik kedua produsen kereta api yang telah mengekspor produknya ke berbagai negara.
‘’PT INKA luar biasa. Kita harapkan (kereta yang diproduksi) menjadi produk andalan Indonesia dan memberikan multi player efek yang luar biasa,’’ kata Budi.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke PT INKA Menteri Perhubungan ditemani Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Mereka dan jajaran kementerian melihat beberapa kereta yang tengah diproduksi di workshop PT INKA.