Kreditnya di Bank Mandiri Macet, Tirta Amarta Kurangi Produksi

Rabu, 23 Mei 2018 16:44 WIB

Pabrik pertama PT Tirta Amarta Bottling Company di Jalan Industri Cimareme 1, Kabupaten Bandung Barat. (Ahmad Fikri/TEMPO)

TEMPO.CO, Padalarang - PT Tirta Amarta Bottling, produsen air kemasan merek Viro, telah mengurangi jumlah produksi harian karena tersangkut kasus kredit macet PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tidak hanya produksi botol air mineral dikurangi, tapi juga lini produksinya ada yang dinonaktifkan.

Berdasarkan pantauan lapangan pada Senin lalu terlihat lingkungan pabrik yang berlokasi di kawasan industri Cimareme, cukup sepi. Pabrik Tirta Amarta menempati komplek pabrik di Jalan Babakan Kalor, Kawasan industri Cimareme, Padalarang, Bandung Barat.

Baca: Bank Mandiri Cerita Awal Mula Kebobolan Rp 1,8 T

Beberapa pegawai bagian produksi menyebutkan adanya informasi pengurangan produksi yang dilakukan perusahaan. “Bulan lalu masih produksi 8.000 boks (satuan unit berisikan 24 botol air mineral ukuran 600 mililiter) per hari, sekarang maksimal 5.000 boks,” kata pegawai yang enggan disebutkan namanya itu, Senin, 21 Maret 2018.

Informasi lainnya, kata pegawai itu, pabrik tersebut mempunyai dua lini produksi. “Namun, hanya satu yang masih aktif,” katanya.

Advertising
Advertising

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menghitung nilai kerugian negara dalam perkara tindak pidana korupsi pembobolan kredit Bank Mandiri Commercial Banking Centre Cabang Bandung 1 oleh Tirta Amarta Bottling (TAB).

Auditor Utama Investigatif BPK I Nyoman Wara mengungkapkan total kerugian negara atas kasus tersebut yaitu sebesar Rp 1,83 triliun. Angka ini merupakan penjumlahan tunggakan pokok dan bunga kredit yang tidak dapat dilunasi oleh debitor.

Kasus ini berawal pada 15 Juni 2015. Berdasarkan surat Nomor: 08/TABco/VI/205 Direktur PT TAB mengajukan perpanjangan dan tambahan fasilitas kredit kepada Bank Mandiri Commercial Banking Center Bandung.

Perpanjangan seluruh fasilitas mencakup Kredit Modal Kerja (KMK) sebesar Rp 880.600.000.000, perpanjangan dan tambahan plafon Letter of Credit (LC) sebesar Rp 40 miliar sehingga total plafon LC menjadi Rp 50 miliar, serta fasilitas Kredit Investasi (KI) sebesar Rp 250 miliar selama 72 bulan.

Dalam dokumen pendukung permohonan perpanjangan dan tambahan fasilitas kredit terdapat data aset PT TAB yang tidak benar dengan cara dibesarkan dari aset yang nyata. Sehingga berdasarkan Nota Analisa pemutus kredit Nomor CMG.BD1/0110/2015 tanggal 30 Juni 2015 seolah-olah kondisi keuangan debitor menunjukkan perkembangan.

Dari sana, perusahaan tersebut dapat memperoleh perpanjangan dan tambahan fasilitas kredit pada 2015 sebesar Rp 1,17 triliun. Selain itu, debitur PT TAB juga telah menggunakan uang fasilitas kredit yang tidak sesuai kesepakatan.

Dana fasilitas kredit sebesar Rp 73 miliar, misalnya, yang semestinya hanya diperkenankan untuk kepentingan KI dan KMK ternyata digunakan untuk keperluan yang dilarang untuk perjanjian kredit. Akibatnya, keuangan negara sebesar Rp 1,5 triliun yang terdiri dari pokok, bunga, dan denda raib.

Dalam kasus kredit macet Bank Mandiri itu, jaksa sudah menetapkan Direktur TAB Rony Tedy sebagai tersangka. Rony adalah pemohon kredit berupa KMK, kredit investasi, deposito, dan LC PT TAB kepada Bank Mandiri Commercial Banking Center Cabang Bandung pada 2015.

BISNIS

Berita terkait

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

1 hari lalu

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

Digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk memperluas akses masyarakat terhadap perbankan demi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

2 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

3 hari lalu

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

Bank Mandiri menilai suku bunga acuan berpotensi turun pada kuartal IV 2024.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

9 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)

13 hari lalu

Bank Mandiri Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin' Mandiri (JLM).

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah, Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Rupiah dan Valas Tetap Terjaga

13 hari lalu

Rupiah Melemah, Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Rupiah dan Valas Tetap Terjaga

Bank Mandiri memastikan kondisi likuiditasnya saat ini masih solid, meskipun terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Raih Top Companies 2024 Versi LinkedIn

14 hari lalu

Bank Mandiri Raih Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Bank Mandiri menempati posisi pertama Top Companies 2024 di Indonesia versi LinkedIn.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Kembali Gelar Kampiun LinkedIn Top Companies 2024

16 hari lalu

Bank Mandiri Kembali Gelar Kampiun LinkedIn Top Companies 2024

Bank Mandiri konsisten melengkapi dan mengadopsi berbagai elemen best practices dalam pengelolaan SDM

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Integrasikan Program Well-Being untuk Kesejahteraan Pegawai

16 hari lalu

Bank Mandiri Integrasikan Program Well-Being untuk Kesejahteraan Pegawai

Well-being dimaknai sebagai kesejahteraan insan grup BUMN yang menyeluruh.

Baca Selengkapnya

Kredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran

21 hari lalu

Kredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran

Turunnya pendapatan sebagian peminjam pinjol menaikkan risiko kredit macet di masa lebaran.

Baca Selengkapnya