Bank Indonesia Optimistis Defisit Transaksi Berjalan Terjaga

Kamis, 17 Mei 2018 07:30 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kiri) dan Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah (kanan) memberikan keterangan pers seusai pertemuan forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) triwulan I-2018 di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, 30 April 2018. Sistem keuangan Indonesia dinilai stabil dan terkendali di triwulan I-2018 meski mengahadapi tekanan pasar keuangan yang mengalami peningkatan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia berfokus menjaga defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) agar tetap terjaga. Terlebih, pasca pengumuman neraca perdagangan April 2018 yang mengalami defisit hingga US$ 1,63 miliar, atau yang terdalam sejak 2014. Hal itu dikarenakan laju impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor, berbanding US$ 16,09 miliar dengan US$ 14,47 miliar. Lonjakan tajam impor dipandang sebagai dampak dari peningkatan kegiatan produksi dan investasi, sehingga tak perlu dikhawatirkan.

“Kami meyakini kinerja neraca perdagangan akan membaik seiring berlanjutnya pemulihan ekonomi dunia dan harga komoditas global yang tetap tinggi, sehingga pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi juga ketahanan CAD,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman Zainal, Rabu 16 Mei 2018. Bank sentral optimistis CAD akan dijaga stabil di bawah batas aman 3 persen, atau berada di kisaran 2,1-2,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Ekonom Bank Permata Josua Pardede berujar lebih tingginya laju impor dibandingkan ekspor yang konsisten dapat mendorong pelebaran defisit neraca transaksi berjalan. Tahun ini, defisit diprediksi dapat melebar dibandingkan tahun lalu sebesar 1,7 persen terhadap PDB. “Pemerintah perlu berupaya mendorong kinerja ekspor khususnya barang manufaktur, dengan mendorong sektor industri pengolahan domestik,” katanya.

Simak: Bank Indonesia Siap Naikkan Suku Bunga Terbuka

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki surplus CAD, maka nilai tukarnya cenderung lebih kuat atau resilience. Jika transaksi berjalan mengalami defisit yang terlalu besar, maka yang dibutuhkan adalah transaksi finansial yang tinggi untuk menopang suplai valas. “Jika transaksi finansial tidak mencukupi, maka simpanan di cadangan devisa yang akan tergerus, kalau kondisi itu terjadi berarti rupiah akan mengalami tekanan karena kebutuhan dolar AS otomatis naik,” ucapnya.

Advertising
Advertising

Dia memprediksi hingga akhir tahun tak menutup kemungkinan, CAD akan mendekati kisaran 2,5-2,7 persen terhadap PDB. “Kuncinya menekan dana asing keluar dan memperkuat kinerja ekspor, sehingga neraca dagang kembali surplus.” Adapun hingga triwulan 1 2018, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$ 5,5 miliar atau 2,1 persen terhadap PDB.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menuturkan selain volatilitas rupiah, dampak lain dari pelebaran CAD adalah menurunnya daya saing perdagangan barang dan jasa Indonesia. Dampak panjang dari kondisi tersebut adalah pertumbuhan ekonomi yang bisa terhambat. “Kinerja ekspor kita kan selama ini menjadi penopang penting pertumbuhan, kalau berkurang atau negatif dibandingkan tahun lalu, pemerintah harus mencari cara lain untuk mendorong pertumbuhan, butuh upaya ekstra,” ujarnya. Di antaranya menggenjot pertumbuhan konsumsi rumah tangga serta investasi lebih keras lagi, selain menaikkan Bank Indonesia.

GHOIDA RAHMAH | AHMAD FAIZ

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

6 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya