Kurs Dollar Lagi Menanjak, Menkeu Sri Mulyani Berpesan Begini

Reporter

Adam Prireza

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 9 Mei 2018 00:08 WIB

Ilustrasi mata uang dollar Amerika Serikat. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam menurunnya nilai tukar rupiah dan naiknya kurs dollar Amerika Serikat. Salah satunya adalah inflasi yang muncul dari barang-barang impor.

"Pertama adalah imported inflation. Banyak sekali impor dilakukan pada tahun lalu sampai dengan kuartal pertama ini," tutur dia di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Mei 2018 terkait menanjaknya kurs dollar.

Sri Mulyani pun menyebut pertumbuhan Impor Indonesia hingga kuartal pertama 2018 mencapai 12 persen. Bagaimana dampaknya terhadap inflasi, kata Sri Mulyani, adalah hal yang memerlukan perhatian dari pemerintah dan Bank Indonesia.

Baca : Menteri Darmin: Fundamental Kurs Rupiah Rp 13.500 per Dollar AS.

Seperti diketahui sebelumnya, nilai tukar rupiah berakhir melemah pada perdagangan hari ini, Selasa, 8 Mei 2018. Rupiah ditutup terdepresiasi 0,36 persen atau melemah 51 poin di level Rp 14.052 perdollar AS.

Sementara kurs rupiah menyentuh level Rp 14.036 per dolar Amerika Serikat berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Selasa, 8 Mei 2018. Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini terpantau pada pukul 10.00 WIB menempatkan Jisdor di Rp 14.036 per dolar AS, terdepresiasi 80 dari posisi Rp 13.956 pada Senin, 7 Mei 2018.

Selain itu, Sri mengatakan fluktuasi nilai tukar rupiah akan berpengaruh terhadap subsidi, terutama bahan bakar minyak (BBM) dan listrik. Ia saat ini bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sedang memantau neraca PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero).

"Sehingga nanti kami bisa membuat policy yang satu sisi menjaga keuangan Pertamina sehingga BUMN bisa bekerja menjalankan tugas negara, yaitu menyediakan BBM dengan harga yang terjangkau," ucap dia. Nantinya, Sri berharap kebijakan itu dapat menjaga APBN tetap sehat dan meminimalisir tekanan fiskal dari luar negeri.

Sri Mulyani pun mengatakan pemerintah bersama Bank Indonesia akan terus memantau perekonomian, terutama dari faktor kebijakan negara lain yang bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah terkait kurs dollar terbaru.

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

10 menit lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

20 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya