Paguyuban Gudeg Wijilan Bersiap Go International, Begini Caranya

Minggu, 6 Mei 2018 08:24 WIB

Suasana warung lesehan gudeg Yogya Bu Mega. Dok. TEMPO/Nickmatulhuda

TEMPO.CO, Yogyakarta - Para penjual gudeg di Jalan Wijilan, Kota Yogyakarta bertekad terus mengembangkan potensi kuliner khas Yogyakarta itu untuk menembus pasar internasional. "Upaya awal untuk bisa menembus pasar internasional yang kami lakukan hingga saat ini adalah dengan pangalengan gudeg," kata Ketua Paguyuban Gudeg Wijilan, Chandra Setiawan Kusuma di Yogyakarta, Sabtu, 5 Mei 2018.

Menurut Chandra, sudah banyak pengusaha gudeg di Yogyakarta, khususnya di Wijilan yang mulai merintis pengemasan gudeg dengan kaleng. Mengacu riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), gudeg yang dikemas dalam kaleng mampu bertahan hingga dua tahun dengan rasa dan aroma yang sama dengan gudeg biasa.

Baca: Yu Jum, Ratu Gudeg Yogya, Telah Tiada

Hingga saat ini, kata Chandra, melalui paguyuban seluruh anggota pengusaha gudeg didorong untuk melakukan pengalengan. "Anggota kami ada 15 pengusaha gudeg siapa saja yang ingin melakukan pengalengan kami siap membantu," kata pemilik Warung Gudeg Bu Lis ini.

Meski demikian, Chandra mengatakan untuk menembus pasar internasional, prinsip utama yang selalu ditekankan kepada pengusaha gudeg adalah menjaga keaslian cita rasa. Hal itu sekaligus untuk mempertahankan posisi gudeg sebagai ikon dan daya tarik kuliner Yogyakarta.

Advertising
Advertising

Menurut Chandra, seluruh pengusaha gudeg yang ada di Jalan Wijilan, Kota Yogyakarta telah menyepakati pakem atau standar pengolahan gudeg. Mulai dari bahan baku, alat memasak, hingga upaya menjaga kebersihan dan kesehatan sajian gudeg.

"Pakem-pakem yang sama-sama dijaga misalnya tetap memasak gudeg dengan bahan baku gori (nangka) dan tetap memakai tungku kayu bakar, bukan kompor," kata Chandra. "Selain itu kita juga tidak boleh menggunakan penyedap rasa," kata dia.

Dari 15 anggota Paguyuban Gudeg Wijilan, menurut dia, rata-rata menjual 150 hingga 200 piring per hari dengan harga Rp 10.000 per porsi untuk gudeg dengan lauk tahu dan tempe, Rp 18.000-Rp 30.000 untuk lauk ayam kampung, dan Rp 40.000 untuk paket komplet. "Selain keaslian cita rasa, persoalan harga juga kami jaga betul. Kami sepakat tidak boleh mengemplang harga," kata dia.

Pemilik Warung Gudeg Yu Djum, Eni Hartono, mengatakan sebelum masuk ke pasar internasional, syarat yang harus dijaga adalah standar kualitas bahan baku. Misalnya, bahan baku melambung, menurut dia, pantangan untuk mengganti dengan bahan baku dengan kualitas rendah atau lebih murah.

Agar tetap menjadi ikon kuliner khas Yogyakarta, kata Eni, resep warisan gudeg Yu Djum tidak pernah diubah. Hingga kini gudeg Yu Djum juga konsisten menggunakan bahan baku ayam kampung.

ANTARA

Berita terkait

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

11 hari lalu

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

Yogyakarta adalah destinasi wisata yang memukau dan layak dikunjungi. Kekayaan budaya dan ragam kulinernya yang enak menjadi alasan terbaik untuk berlibur ke kota ini.

Baca Selengkapnya

5 Tempat Rekomendasi Tempat Makan Gudeg di Yogyakarta

29 Januari 2024

5 Tempat Rekomendasi Tempat Makan Gudeg di Yogyakarta

Selain Gudeg Yu Djum, banyak tempat makan gudeg lainnya di Yogyakarta. Ada pula gudeg manggar yang terbuat dari bunga kelapa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Sentra Gudeg Wijilan yang Eksis Sejak 1942

29 Januari 2024

Sejarah Sentra Gudeg Wijilan yang Eksis Sejak 1942

Sentra Gudeg Wijilan dipelopori oleh Ibu Slamet yang mendirikan warung gudegnya pada 1942.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan AHY Sarapan di Gudeg Yu Djum, Ini Profil Kuliner Legendaris Yogyakarta

29 Januari 2024

Jokowi dan AHY Sarapan di Gudeg Yu Djum, Ini Profil Kuliner Legendaris Yogyakarta

Pertemuan Jokowi dan AHY di Gudeg Yu Djum, Wijilan, Yogyakarta. Mereka sarapan bareng di salah satu lokasi kuliner legendaris di sana.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.

Baca Selengkapnya

Digelar 7 Januari 2024, Inilah 3 Perubahan Teknis Debat Capres Ketiga

4 Januari 2024

Digelar 7 Januari 2024, Inilah 3 Perubahan Teknis Debat Capres Ketiga

Komisi Pemilihan Umum atau KPU mengubah sejumlah teknis debat capres yang akan diselenggarakan pada 7 Januari mendatang. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Resep Gudeg, Nangka Muda Dimasak Manis Makanan Khas Yogyakarta

14 Desember 2023

Resep Gudeg, Nangka Muda Dimasak Manis Makanan Khas Yogyakarta

Gudeg masakan sayuran nangka yang dibuat manis berwarna cokelat

Baca Selengkapnya

5 Jenis Lauk Tradisional Berbahan Dasar Utama Buah-buahan

25 September 2023

5 Jenis Lauk Tradisional Berbahan Dasar Utama Buah-buahan

Di Indonesia terdapat sejumlah buah-buahan yang diolah menjadi masakan yang cocok dimakan dengan nasi. Masakan-masakan ini bahkan sudah ada sejak lama dan menjadi salah satu kuliner khas daerah tertentu di Indonesia.

Baca Selengkapnya

BKPM Sebut Deglobalisasi Jadi Tantangan Investasi: Indonesia Masih Punya Keunggulan Kompetitif

13 September 2023

BKPM Sebut Deglobalisasi Jadi Tantangan Investasi: Indonesia Masih Punya Keunggulan Kompetitif

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan Indonesia masih akan menghadapi tantangan dalam menarik investasi.

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Nasi Campur dari Berbagai Daerah di Indonesia

7 September 2023

7 Rekomendasi Nasi Campur dari Berbagai Daerah di Indonesia

Nasi campur dapat ditemukan di beberapa daerah dan disajikan dengan olahan atau lauk yang berbeda.

Baca Selengkapnya