Cegah Rupiah Kian Jeblok, Apindo Sarankan BI Naikkan Suku Bunga

Senin, 30 April 2018 09:46 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Akibat anjloknya Rupiah, sebagian pihak menganggap Rupiah adalah mata uang sampah, namun sebagian pihak memprediksi, pekan depan Rupiah akan membaik. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah kondisi pelemahan rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terus memburuk, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai Bank Indonesia tak bisa lagi mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25 persen. "BI harus melakukan penyesuaian kenaikan bunga untuk menjaga rupiah tidak semakin melemah," ucap Hariyadi saat dihubungi Tempo, Senin, 30 April 2018.

Sepanjang pekan lalu, rupiah, bersama mata uang sejumlah negara lain, anjlok hingga menyentuh level 14.000 per dolar Amerika Serikat. Hal tersebut diikuti oleh kinerja bursa yang terseret, sehingga IHSG jeblok di bawah level 6.000.

Baca: Rupiah Melemah, Indef: Sebagian Besar karena Fundamental Ekonomi

Di pasar spot, nilai tukar rupiah pagi ini menguat 16 poin atau 0,12 persen ke level 13.877 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini. Adapun kurs tengah BI menunjukkan rupiah di level 13.879 per dolar AS pada akhir pekan lalu.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam juga mengatakan hal serupa. Menurut dia, BI harus menaikkan suku bunga acuan setidaknya 25 basis poin. "Pada April kemarin, BI mencoba test the water. BI ingin melihat reaksi pasar. Tapi sialnya, setelah BI menahan suku bunga acuan, perkembangan global tidak kondusif," ujar Piter saat dihubungi terpisah.

Advertising
Advertising

Jika BI terus mempertahankan suku bunga di tengah menguatnya tekanan global, tutur dia, pelemahan rupiah yang terus terjadi berpotensi menyebabkan kekhawatiran pasar yang akan berimbas pada kinerja emiten, yang akhirnya diikuti anjloknya saham.

"Saya memprediksi BI menaikkan suku bunga acuan pada Mei nanti. Kenaikan suku bunga acuan akan menjaga interest rate differential sekaligus mengurangi capital outflows, sehingga gejolak rupiah bisa dikurangi," tutur Pieter.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan peluang menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate terbuka. Tapi BI akan melakukan kajian lebih dulu guna meyakini bahwa kondisi ekonomi tidak mengarah pada membahayakan stabilitas sistem keuangan sebelum menaikkan suku bunga.

"Kalau ada kemungkinan inflasi mengarah keluar dari target dan stabilitas keuangan membahayakan, kami siap menaikkan suku bunga," ujar Agus mengomentari soal pelemahan rupiah saat ditemui di Masjid Baitul Ihsan, kompleks BI, Jakarta, pada Jumat, 27 April 2018.

BISNIS

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

5 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya