Bank Indonesia Siap Naikkan Suku Bunga Terbuka, Asalkan..

Jumat, 27 April 2018 15:08 WIB

(ki-ka) Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman Zainal, Gubernur BI Agus Martowardojo, Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto, dan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Doddy Zulverdi saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, 26 April 2018. Tempo/M Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan peluang menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate terbuka, tapi BI akan melakukan kajian terlebih dahulu guna meyakini bahwa kondisi ekonomi tidak mengarah pada membahayakan stabilitas sistem keuangan, sebelum menaikkan suku bunga.

"Kalau ada kemungkinan inflasi mengarah keluar dari target dan stabilitas keuangan membahayakan, kami siap menaikkan suku bunga," ujar Agus saat ditemui di Masjid Baitul Ihsan, Kompleks BI, Jakarta pada Jumat, 27 April 2018.

Simak: Atasi Pelemahan Rupiah, Analis: BI Perlu Naikkan Suku Bunga

Namun sekali lagi, ujarnya, tidak berarti BI sudah pasti akan menaikkan suku bunga acuan. "Kami akan kaji dulu berdasarkan kondisi sekarang dan mendatang. Selanjutnya akan diputuskan dalam RDG pada Mei mendatang," ujarnya.

BI mewacanakan akan menaikkan suku bunga acuan jika tekanan dolar Amerika Serikat terhadap rupiah terus berlanjut dan berdampak negatif pada inflasi serta stabilitas sistem keuangan.

Seperti diketahui, tekanan dolar Amerika Serikat terhadap rupiah terus menguat beberapa hari terakhir. Pada pagi hari ini rupiah berada di level Rp 13.886 per dolar Amerika atau melemah dibanding posisi sebelumnya di level Rp 13.875 per dolar Amerika.

Hingga kemarin, Bank Indonesia mencatat depresiasi rupiah mencapai 0,88 persen (month-to-date), dengan tingkat volatilitas di kisaran 6 persen. Meski begitu, Agus menuturkan, depresiasi rupiah masih lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lain, seperti bath Thailand yang melemah 1,12 persen, ringgit Malaysia 1,24 persen, dolar Singapura 1,17 persen, dan rupee India 2,4 persen. "Kita masih lebih baik dibandingkan negara lain," ujarnya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, menilai langkah BI merespons pelemahan rupiah dengan membuka peluang untuk menaikkan suku bunga acuan sudah tepat, kendati sedikit terlambat dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. "Jika BI 7 Days Repo Rate naik 25-50 bps, nilai aset, baik surat utang maupun saham, akan lebih menarik di mata investor," ujar Bhima saat dihubungi Tempo.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya