Saat Dirintis, Tak Ada yang Mau Jadi Karyawan Bukalapak

Reporter

Antara

Minggu, 15 April 2018 10:10 WIB

CEO Bukalapak Achmad Zaky. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri sekaligus pemilik perusahaan perdagangan dalam jaringan (e-commerce) Bukalapak, Achmad Zaky, membuka rahasia saat merintis bisnisnya. Hal itu diungkapkan Achmad Zaky dalam acara Supermentor di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu malam, 14 April 2018.

Pria asal Sragen itu menceritakan pengalamannya membangun bisnis e-commerce nasional yang membawa perubahan bagi banyak orang. Bisnis berbasis teknologi Internet tersebut ia bangun bersama rekan indekosnya semasa kuliah di ITB pada 2010.

"Setelah ngetag domain Bukalapak, saya coba ajak teman kuliah gabung, tidak ada yang mau. Cuma teman kosan yang mau. Setelah satu tahun, bisnis ini terus tumbuh," katanya.

Dari banyak keberhasilannya memenangi berbagai lomba berkaitan dengan IT, Zaky pernah mengalami kegagalan saat membangun bisnis pertamanya, yakni jualan mi ayam di kampus ITB. "Saya jualan mi ayam, semua uang hasil menang lomba tersedot ke sana, lalu bangkrut," katanya.

Baca juga: Di Depan Bos IMF, CEO Bukalapak Sebut Kriteria Karyawan Ideal

Ia mengatakan bisnis itu penuh kegagalan, dan tanpa disadari budaya di Indonesia yang ditanamkan oleh orang tua dulu adalah seorang anak harus sukses membangun usaha sehingga banyak yang takut gagal dan tidak berani menghadapi kegagalan.

Advertising
Advertising

Bagi Zaky menjadi pebisnis tidak boleh hanya mengharap enaknya. Namun meresapi kegagalan sebagai pelajaran yang paling efektif untuk melatih jiwa bisnis lebih baik lagi. "Belajar di perkuliahan itu cuma teorinya, beda dengan belajar praktik. Sama kegagalan ini langsung terpatri di kepala kita, bahwa tidak boleh gagal lagi," katanya.

Untuk membangun bisnis Bukalapak dari nol sampai berpendapatan Rp 13 triliun, Zaky melanjutkan, dia harus melewati kegagalan-kegagalan kecil untuk bisa menang seperti saat ini.

Menurut dia, dengan kegagalan akan menjadi tahu, dan tidak akan mengulangi kegagalan yang sama. Seorang pebisnis juga harus mau belajar. Ia harus merasa bodoh agar mendapat ilmu dari orang-orang lain yang jauh lebih pintar.

"Kebanyakan kita merasa paling pintar, padahal yang dipekerjakan itu adalah orang-orang yang jauh lebih pintar," kata penerima Penghargaan Satyalencana Wira Karya dari pemerintah Indonesia tersebut.

ANTARA

Berita terkait

Pendiri Bukalapak Achmad Zaky Suntik Modal ke Startup Efisiensi Energi Powerbrain

28 Juni 2022

Pendiri Bukalapak Achmad Zaky Suntik Modal ke Startup Efisiensi Energi Powerbrain

Perusahaan pengembang efisiensi energi pertama di Indonesia yang memanfaatkan smart technology, Powerbrain Automasi Energi (Powerbrain), mendapat pendanaan dari Achmad Zaky Foundation, organisasi non-profit yang didirikan oleh Achmad Zaky, co-founder Bukalapak.

Baca Selengkapnya

Pendiri Bukalapak Buka Lowongan Kerja untuk Profesional Bidang Investasi

23 Agustus 2021

Pendiri Bukalapak Buka Lowongan Kerja untuk Profesional Bidang Investasi

Pendiri PT Bukalapak.com Tbk Achmad Zaky membuka lowongan kerja di dana ventura yang dikelolanya, Init 6.

Baca Selengkapnya

Pendiri Bukalapak Jelaskan Alasan Suntikkan Dana USD 5 Juta ke Startup Cloud

9 April 2021

Pendiri Bukalapak Jelaskan Alasan Suntikkan Dana USD 5 Juta ke Startup Cloud

Pendiri Bukalapak Achmad Zaky berkeinginan perusahaan-perusahaan rintisan (startup) di dalam negeri bisa menggarap pasar regional.

Baca Selengkapnya

Kurangi 'Bakar Uang' , CEO Bukalapak Sebut Transaksi Melonjak 200 Persen

7 Januari 2021

Kurangi 'Bakar Uang' , CEO Bukalapak Sebut Transaksi Melonjak 200 Persen

CEO Bukalapak menyebut capaian positif bisa tetap dicapai meski perusahaan mengurangi promosi 'bakar uang'yang lumrah dilakukan di bisnis sejenis.

Baca Selengkapnya

11 Tahun Berdiri, Kapan Bukalapak Mau Melantai di Bursa?

6 Januari 2021

11 Tahun Berdiri, Kapan Bukalapak Mau Melantai di Bursa?

Menurut CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, IPO memang menjadi salah satu opsi bagi perusahaan untuk meraih pendanaan.

Baca Selengkapnya

Pencurian Data Pribadi Nyata, Ini Heboh 11 Serangan Siber Sepanjang 2020

23 Desember 2020

Pencurian Data Pribadi Nyata, Ini Heboh 11 Serangan Siber Sepanjang 2020

Sejumlah platform belanja online paling banyak menghadapi serangan siber sepanjang 2020 ini.

Baca Selengkapnya

Pandemi Covid-19, V-Kool Layani Penjualan Secara Online

22 Desember 2020

Pandemi Covid-19, V-Kool Layani Penjualan Secara Online

V-Kool menyiasati situasi pandemi Covid-19 dengan penjualan online dan layanan home service.

Baca Selengkapnya

Harbolnas 12.12: Promo Lazada, Shopee, Bukalapak, sampai Garuda Indonesia

12 Desember 2020

Harbolnas 12.12: Promo Lazada, Shopee, Bukalapak, sampai Garuda Indonesia

Lazada, Bukalapak, Shopee, hingga Garuda Indonesia menawarkan promo masing-masing untuk menarik minat para pembeli pada Harbolnas 12.12..

Baca Selengkapnya

Harbolnas 12.12, Bukalapak Diskon 20 Persen untuk iPhone hingga PlayStation

7 Desember 2020

Harbolnas 12.12, Bukalapak Diskon 20 Persen untuk iPhone hingga PlayStation

Bukalapak menyediakan diskon minimal 20 persen untuk barang-barang elektronik, seperti iPhone, PlayStation, dan televisi selama Harbolnas 12.12.

Baca Selengkapnya

Bos SCTV dan Bukalapak Akuisisi 71,8 Persen Saham Omni Hospitals

1 Desember 2020

Bos SCTV dan Bukalapak Akuisisi 71,8 Persen Saham Omni Hospitals

Perusahaan induk SCTV mengakuisisi saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, pengelola RS Omni Hospitals senilai Rp581 miliar.

Baca Selengkapnya