Utang Tembus Rp 4.000 Trilliun, Kemenkeu Yakin RI Mampu Bayar

Jumat, 13 April 2018 07:53 WIB

Utang Luar Negeri dalam Valas perusahaan yang memiliki sumber pendapatan dalam Rupiah akan menghadapi risiko nilai tukar.

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, mengatakan tidak ada masalah dalam isu utang pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Ia pun menyebut Indonesia tidak akan bangkrut akibat utang yang per bulan Februari 2018 telah mencapai Rp 4.034 triliun.

"Saya rasa tidak akan bangkrut. Kalau ditanya ada apa dengan utang pemerintah Jokowi, jawabannya ya tidak ada apa-apa," tutur dia dalam sebuah diskusi di kantor DPP Taruna Merah Putih, Jakarta, Kamis, 12 April 2018.

Alasannya, kata Suminto, pemerintah mengelola utang itu dengan baik dan telah memberikan kepastian dapat membayarnya. Selain itu, ia juga menyebut rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDO) saat ini pada level 29,2 persen, jauh dari batasan yang ditetapkan yaitu 60 persen. "Pemerintah juga menggunakan utang ini untuk hal-hal yang produktif," ujar Suminto.

Suminto juga menyebut sejak Indonesia memiliki Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga kini tidak pernah defisit. Selalu terjaga di bawah batas 3 persen yang ditetapkan. Hal ini, kata dia, menunjukkan Indonesia telah disiplin dalam pengelolaan fiskal.

"Celakanya negara-negara Uni Eropa malah tidak disiplin dengan peraturan fiskal yang dijadikan best practice dalam merumuskan UU Keuangan Negara. Sehingga terjadi kolaps seperti Yunani," uajr Suminto.

Baca: Soal Utang, Kemenkeu: Kita Pintar Mengkritik, Bukan Beri Solusi

Advertising
Advertising

Pemerintah sebelumnya merilis data jumlah utang pemerintah Indonesia hingga akhir Februari 2018 mencapai Rp 4.034 triliun. Posisi ini naik 13,46 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 3.556 triliun atau 29,24 persen dari PDB.

Suminto pun membandingkan rasio utang dengan PDB Indonesia terhadap negara-negara maju lainnya. Jepang, misalnya, memiliki rasio utang dengan PDB sebesar 239 persen. Selanjutnya Amerika Serikat sebsar 107 persen serta Inggris 89 persen. Ia juga membandingkan dengan negara-negara berpenghasilan menengah seperti Brazil yang sebesar 78 persen, India 70 persen, dan Malaysia 56 persen.

"Jadi dibanding negara maju atau negara yang selevel sama kita, utang Indonesia masih aman," ucap Suminto.

Ekonom senior Rizal Ramli sebelumnya mengatakan pemerintah melakukan gali lubang-tutup jurang dalam hal pengelolaan utang. Mantan Menteri Keuangan dan Menteri Koordinator Perekonomian itu juga sebelumnya mengkritik Bank Indonesia yang kerap membandingkan perbandingan rasio utang dengan PDB Indonesia dengan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat.

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

9 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

10 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

10 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

10 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

11 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

12 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

12 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

14 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

17 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya