Fasilitas Pajak Tax Holiday Tak Mengancam Pendapatan Negara
Reporter
Ghoida Rahmah
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 12 April 2018 18:28 WIB
TEMPO.CO, Batam- Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan fasilitas pembebasan pajak penghasilan (PPh) atau tax holiday tak mengancam pendapatan negara. Menurut dia, pemerintah telah menghitung potential loss atau potensi kerugian dari kebijakan ini, namun dinilai tak seberapa dibandingkan dengan benefit yang didapatkan.
“Kami sudah menghitung kami mendapatkan benefit seperti pertumbuhan industri hulu, penyerapan tenaga kerja, hingga ekspor yang meningkat, dan ini jauh lebih dari cost yang kami keluarkan,” ucapnya, di Batam, Kamis, 12 April 2018. Perhitungan tersebut masuk ke dalam tahapan regulatory impact analysis.
Baca: Menteri Darmin: Namanya Tax Holiday, Ya Nol Persen Bayarnya
Iskandar berujar dalam analisis kebijakan itu benefit yang didapatkan harus lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan pemerintah. “Tax holiday itu memang pendapatan pemerintah yang hilang dari pajak, tapi kami tidak peduli dengan yang hilang itu, karena tujuan akhir adalah kesejahteraan rakyat,” katanya. Terlebih, jika perkembangan industri hulu dan hilir ke depan semakin kokoh.
Di satu sisi Iskandar tak menampik, jika taksiran potensi pendapatan negara yang hilang itu tak bisa dibilang sedikit. “Tidak hafal angkanya, tapi sebagai contoh misalnya ada satu wajib pajak badan yang PPh nya saja bisa sampai Rp 400 miliar.” Namun, insentif yang diberikan itu kata dia cukup sebanding dengan dampak yang diberikan oleh perusahaan yang telah menggelontorkan investasi besar. “Untuk investasi Rp 30 triliun itu kan dampaknya besar, makanya kami beri tax holiday 20 tahun, karena mereka bisa bantu sediakan bahan baku, hingga menarik industri hilir,” ujarnya.
Selanjutnya, pemerintah juga masih menyiapkan serangkaian insentif lain untuk mendorong investasi, di antaranya adalah tax allowance. “Ini masih dibahas, ada insentif super reduction juga untuk mendorong research and development produk lokal, pengurangannya bisa sampai 200 persen, untuk vokasi juga ada,” katanya.