Harga Bawang Putih Naik, Asosiasi: Diduga Permainan Importir
Reporter
Chitra Paramaesti
Editor
Martha Warta
Selasa, 3 April 2018 19:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta- Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran mengatakan kenaikan harga bawang putih di pasar sudah tidak wajar saat ini. Kenaikan tersebut mencapai seratus persen dari harga normal Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogram. “Sekarang di pasar, harga bawang putih Rp 60 ribu – Rp 70 ribu per kilogram,” kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 3 April 2018.
Naiknya harga tersebut, ujar Ngadiran disebabkan oleh sedikitnya pasokan bawang putih di pasaran. Dia menduga adanya permainan kartel yang menyebabkan melonjaknya harga bawang putih. “Apa pemerintah lelet ngasih izin? Atau importirnya yang main?” tutur dia.
Baca: Menteri Amran Andalkan Banyuwangi Produksi Bawang Putih
Menurut Ngadiran, jika pasokan bawang putih terpenuhi, maka tidak akan terjadi lonjakan harga yang begitu signifikan. Ketika ketersediaan tidak ada, maka hargapun akan menyesuaikan. Atas kenaikan tersebut, Ngadiran menuturkan, pemerintah belum melakukan apapun untuk mengantisipasi hal tersebut.
Ngadiran menduga kenaikan tersebut terkait bulan Ramadan yang kurang dari dua bulan lagi. Dia mengatakan seharusnya pemerintah mengantisipasi hal tersebut, agar pedagang dan pembeli sama-sama diuntungkan. “Harusnya sudah cerdas dong, untuk antisipasi,” ucap dia.
Kenaikan bawang putih yang diduga disebabkan oleh permainan importir, dibantah oleh Direktur Utama PT Tunas Sumber Rezeki, Sutrisno sebagai importir bawang putih. “Kami jual ke pedagang dalam kisaran harga Rp 18 ribu per kilogram,” kata dia saat dihubungi Tempo.
Dia juga mengatakan stok bawang putih tidak ditahan oleh importir, menurutnya pasokan bawang putih di pasaran cukup banyak. Pekan depan menurutnya akan masuk ribuan ton bawang putih dari Cina. “Buat apa kami tahan, kalau kelamaan bawang bisa rusak,” ucap dia.