Perang Dagang AS - Cina, Darmin: Imbasnya Tak Selalu Negatif

Jumat, 23 Maret 2018 20:45 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2018 "Akselerasi Perdagangan di Era Ekonomi Digital" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 31 Januari 2018. TEMPO/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Darmin Nasution tak khawatir soal potensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Sebab, menurut Darmin, dampak dari langkah antar dua negara itu tidak akan terasa oleh Indonesia secara langsung dan tidak selalu negatif.

“Kenapa jadi pusing? Jika ya imbasnya tidak selalu negatif, bisa saja ada positifnya,” kata Darmin di kantornya, Jakarta Pusat pada Jumat, 23 Maret 2018. Menurut Darmin, keputusan AS dan Cina itu merupakan lanjutan dari sejumlah rencana yang telah diumumkan sebelumnya.

Darmin menilai, langkah kedua negara itu akan memberi dampak positif bagi konsumen. Sebab, barang milik Cina akan semakkn banyak masuk ke Indonesia dengan harga lebih rendah sehingga akan menguntungkan konsumen.

Simak: Darmin: Fundamental Ekonomi Sehat dan Kuat

“Barang yang tadinya tidak dijual, dibawa ke sini dengan harga lebih rendah ya konsumen positif,” kata Darmin.

Advertising
Advertising

Sementara, hal tersebut juga akan menberi dampak negatif kepada pedagang. Sebab, persaingan semakin lebih ketat akibat semakkn banyaknya barang yang masuk apalagi dengan harga murah.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah menandatangani Surat Keputusan sebagai jalan untuk menerapkan tarif perdagangan senilai US$ 60 miliar atau sekitar Rp 827 triliun bagi seluruh barang Cina yang masuk ke negara tersebut.

Al Jazeera menyebutkan, gerakan yang dimulai pada Kamis, 22 Maret 2018, tersebut tampaknya menjadi sebuah tembakan langsung dalam perang dagang antarnegara pemilik ekonomi terbesar dunia. Menurut Trump, tindakan itu sengaja dilakukan sebagai hukuman terhadap Cina yang melakukan pencurian teknologi dan tekanan Cina kepada sejumlah perusahaan Amerika Serikat agar menyerahkan teknologi tersebut.

Kantor Perdagangan AS (USTR) diperkirakan menyasar sekitar 1.300 produk Cina yang bakal dikenakan tarif dengan nilai US$ 48 miliar atau setara dengan Rp 662 triliun.

Berita terkait

Di Forum AIFED, Sri Mulyani Sebut Fragmentasi Ekonomi Dunia Semakin Meningkat

6 Desember 2023

Di Forum AIFED, Sri Mulyani Sebut Fragmentasi Ekonomi Dunia Semakin Meningkat

Sri Mulyani mengatakan telah terjadi perubahan cara pandang dalam memandang proses hubungan internasional, perdagangan.

Baca Selengkapnya

Jurnalisnya Ditahan di Cina, PM Australia Bersiap ke Beijing

25 Juni 2023

Jurnalisnya Ditahan di Cina, PM Australia Bersiap ke Beijing

Perdana Menteri Australia segera bertolak ke Cina untuk membahas hubungan bilateral kedua negara.

Baca Selengkapnya

Bahlil Paparkan 4 Goncangan Global Ancam Perekonomian Indonesia Sejak 2018

5 Oktober 2022

Bahlil Paparkan 4 Goncangan Global Ancam Perekonomian Indonesia Sejak 2018

Menteri Bahlil menyatakan sedikitnya ada empat goncangan global yang mengancam perekonomian Indonesia terjadi dalam kurun 2018 hingga 2022.

Baca Selengkapnya

Sebut Kondisi Global Sangat Gelap, Bahlil Uraikan Banyaknya Fakta Ketidakpastian

4 Oktober 2022

Sebut Kondisi Global Sangat Gelap, Bahlil Uraikan Banyaknya Fakta Ketidakpastian

Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Bahlil Lahadalia mengungkapkan kondisi global saat ini sangat gelap.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat dan Uni Eropa Sepakat Akhiri Perang Tarif Baja Era Donald Trump

31 Oktober 2021

Amerika Serikat dan Uni Eropa Sepakat Akhiri Perang Tarif Baja Era Donald Trump

Amerika Serikat dan Uni Eropa sepakat untuk mengakhiri perang tarif untuk baja dan aluminium AS yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Rencana 6G Huawei Dirilis 2030, Kecepatan 50 Kali Lipat 5G

16 April 2021

Rencana 6G Huawei Dirilis 2030, Kecepatan 50 Kali Lipat 5G

Menunjukkan kemajuan yang telah dibuat Huawei, bahkan saat perusahaan itu di puncak pembatasan ketat oleh Amerika Serikat dan beberapa sekutunya.

Baca Selengkapnya

Boeing Minta Urusan HAM dan Sengketa Dagang Tak Dicampur

1 April 2021

Boeing Minta Urusan HAM dan Sengketa Dagang Tak Dicampur

Boeing meminta agar ada pemisahan antara permasalahan HAM dengan sengketa dagang sehingga tidak ada kesempatan bagi kompetitor untuk ambil untung

Baca Selengkapnya

5 Hal Seputar Krisis Chip Dunia, Pandemi Bukan Satu-satunya Penyebab

22 Maret 2021

5 Hal Seputar Krisis Chip Dunia, Pandemi Bukan Satu-satunya Penyebab

Berikut 5 hal yang harus diketahui seputar kelangkaan suplai chip di dunia saat ini

Baca Selengkapnya

Perang Dagang Amerika Cina Belum Reda, Ini Kebijakan Mendag Lutfi

31 Januari 2021

Perang Dagang Amerika Cina Belum Reda, Ini Kebijakan Mendag Lutfi

Mendag Muhammad Lutfi mengatakan Indonesia akan terus menjalin hubungan bilateral dengan Amerika Serikat dan Cina

Baca Selengkapnya

Joe Biden Menang, Indef: Perang Dagang Akan Tetap Ada dan Tensinya Meningkat

9 November 2020

Joe Biden Menang, Indef: Perang Dagang Akan Tetap Ada dan Tensinya Meningkat

Peneliti Indef Andry Satrio Nugroho memperkirakan tensi perang dagang Amerika Serikat dan mitranya belum akan mereda meski Joe Biden menang.

Baca Selengkapnya