Ekonom Ini Sebut Utang Luar Negeri Pemerintah Aman Karena...

Jumat, 16 Maret 2018 14:41 WIB

Pemerintah Diminta Waspadai Utang Swasta

TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia Ari Kuncoro berpendapat utang luar negeri pemerintah masih dalam posisi yang aman karena masih memiliki solvency yang mampu untuk dibayarkan. "Bunga utang kita masih di kisaran 7 persen dan GDP nominal kita adalah 5 persen, ditambah dengan inflasi kita 3,5 persen. Jadi masih bisa dibayar, lah," katanya, Jumat, 16 Maret 2018.

Ari menjelaskan, solvency adalah kemampuan suatu institusi untuk membayarkan utangnya. Sementara itu, dalam konteks utang negara, solvency adalah selisih dari bunga utang yang dibayarkan dengan pertumbuhan gross domestic bruto (GDP) nominal.

Baca: Utang Pemerintah Tembus Rp 4.035 T, Kemenkeu: Negara Mampu Bayar

Oleh karena itu, Ari mengatakan pemerintah harus menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap dalam level yang aman. Menurut dia, penggunaan utang selama ini sudah sangat baik karena ditransfer ke sektor yang produktif, yakni untuk membangun infrastruktur.

Pinjaman luar negeri yang disalurkan ke sektor bangunan mencapai US$ 7,75 miliar, atau 13,9 persen dari US$55,66 miliar. Porsi utang yang dimiliki pemerintah saat ini (29,1 persen per GDP) atau lebih rendah dari yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang (60 persen per GDP).

Advertising
Advertising

Hal yang paling terpenting, menurut Ari, adalah sejauh ini pemerintah telah berhasil menjaga kredibilitasnya. Dengan begitu, utang diambil dengan bunga lebih rendah dan kreditor juga percaya piutang yang diberikan akan tetap terbayarkan.

Hal tersebut juga yang menyebabkan negara seperti Jepang dan Amerika berani meminjam utang dengan jumlah besar. "Utang Jepang itu lebih dari dari dua kali GDP-nya, dan utang Amerika juga lebih dari GDP-nya," kata Ari.

Mengenai penyaluran utang luar negeri yang kurang tersalurkan ke sektor manufaktur, Ari mengatakan hal tersebut merupakan sesuatu yang normal. Sektor tersebut bukan sektor yang mengandalkan utang sebagai pondasi pembiayaan investasinya. "Memang normal, sektor manufaktur lebih mengandalkan laba tertahan dan modal ventura, mereka hanya mengunakan utang untuk membiayai pengeluaran jangka pendeknya."

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, utang yang tersalurkan ke pertanian, peternakan, perhutanan, perikanan dan industri pengolahan hanya US$ 1,69 miliar. Angka itu setara dengan 3,1 persen dari total pinjaman luar negeri US$ 55,66 miliar.

BISNIS

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

7 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

8 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

8 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

8 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

9 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

10 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

10 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

12 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

13 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya