Harga Minyak Dunia Naik, INDEF Sarankan Belanja Subsidi Ditambah

Sabtu, 3 Maret 2018 08:30 WIB

INDEF menggelar evaluasi terhadap kebijakan pangan di masa pemerintahan Jokowi-JK, 10 Juli 2017. TEMPO/Putri Thaliah

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan pemerintah harus segera memutuskan untuk menambah pos belanja subsidi seiring dengan semakin tingginya deviasi antara harga minyak dunia saat ini dan yang tercantum dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

"Kalau menunggu APBN Perubahan terlalu lama bisa 4-5 bulan lagi, jadi kondisi saat ini sudah urgent, kasihan Pertamina juga yang menanggung piutang," ujarnya, kepada Tempo, Selasa 2 Maret 2018.

Bhima menuturkan jika piutang terus bertambah dikhawatirkan juga akan berdampak pada beban kinerja Pertamina yang terganggu. "Jadi jalan satu-satunya gimana pemerintah menambah subsidi energi kalau dinaikkan harga BBM ini nggak akan populis karena tahun ini tahun politik," ucapnya. Terlebih, hal itu akan berdampak pada inflasi dan pelemahan daya beli masyarakat, khususnya menengah ke bawah.

Simak: Indef: Harga BBM Non-Subsidi Naik, Inflasi Sekitar 0,3 Persen

Dengan pembengkakan subsidi energi, Bhima berujar harus diimbangi dengan pengurangan pos belanja lainnya. "Harus ada yang dikorbankan dulu seperti belanja infrastruktur kan tahun ini Rp 410 triliun, logikanya kan dulu itu juga hasil dari pemotongan subsidi energi jadi dikembalikan lagi." Bhima mencontohkan sebagian anggaran infrastruktur yang dapat dipotong di antaranya adalah proyek-proyek yang masih dalam tahap perencanaan. "Sekarang kan ada sekitar 40 persen yang masih di atas kertas, jadi bisa ditunda dulu atau dibuat multi years."

Advertising
Advertising

Menurut Indef, saat ini yang menjadi prioritas masyarakat adalah stabilitas harga BBM, listrik, dan LPG 3 kg. "Pilihannya paling bijak ya tidak menaikkannya, karena konsumsi rumah tangga triwulan kemarin juga rendah hanya 4,9 persen," katanya.

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

12 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

13 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

15 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

23 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

23 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

27 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

28 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

29 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

30 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

30 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya