Chatib Basri Ingatkan Ancaman Ageing Population pada 2060

Rabu, 7 Februari 2018 14:53 WIB

Chatib Basri. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta -Pengamat ekonomi Chatib Basri mengatakan pertumbuhan ekonomi harus dipaksa menjadi 6 hingga 7 persen. Sebab, angka pertumbuhan tersebut harus dicapai demi menghindari Indonesia dari risiko ageing population di tahun 2060.

"Masih ada risiko masyarakat Indonesia menjadi tua tapi tidak kaya," kata Chatib dalam sesi diskusi di acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2018 di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2018. Acara yang digelar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan Mandiri Sekuritas ini diikuti lebih dari 600 investor dan pelaku bisnis dari dalam dan luar negeri.

Ageing population adalah situasi ketika proporsi masyarakat berusia tua atau tak produkstif diatas 50 tahun lebih mendominasi dibanding usia lainnya. Saat ini, Indonesia mulai memasuki masa usia produktif hingga 2050 mendatang. Namun setelah itu, seiring dengan peningkatan masa harapan hidup, maka jumlah penduduk usia produktif akan lebih mendominasi.

Dalam tiga tahun terakhir, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah melebihi angka 5,1 persen. Padahal, kata bekas menteri keuangan ini, pertumbuhan 6 hingga 7 persen dibutuhkan untuk mencapai angka PDB (Pendapatan Domestik Bruto) per kapita yang mencukupi di tahun 2060.

Chatib Basri mencontohkan dua negara yang sedang masuk dalam ageing population yaitu Jepang dan Korea Selatan. Kedua negara tidak merasakan risiko berarti karena telah mencapai PDB per kapita yang mencukupi. Jepang sekitar US$ 38 ribu dan Korea Selatan sekitar US$ 27 ribu.

Advertising
Advertising

Kondisi tersebut sangat kontras jika dibandingkan dengan PDB per kapita Indonesia yang masih sekitar US$ 4 ribu. Jika pertumbuhan Indonesia stagnan di angka 5 persen, kata Chatib Basri, maka dalam 40 tahun ke depan, PDB per kapita masih akan berada di bawah US$ 20 ribu. "Maka ini masih sangat kurang," ujarnya.

Risiko ageing population, kata Chatib Basri, bukan hanya perlambatan ekonomi. Namun lebih jauh bisa menjadi permasalahan dan ketegangan sosial. Maka untuk itu, ia menilai pemerintah perlu melakukan sejumlah inovasi kebijakan baru, tak cukup hanya pembangunan infrastruktur lewat belanja pemerintah. "Saya rasa, kita harus bisa melebihi instrumen makro yang ada," ujarnya.

Salah satu upayanya, kata Chatib Basri, adalah mengubah komposisi ekspor Indonesia yang selama ini terlalu bergantung pada produk sumber daya alam menjadi produk olahan. Untuk itu, Indonesia untuk terus menggenjot kapasitas manufaktur. "Sektor yang cocok bukan manufaktur buruh murah atau high value added, tapi ambil yang intermediary seperti garmen," ujarnya.

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

11 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

11 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya