Bursa Saham Memerah, Sri Mulyani Lakukan Antisipasi
Reporter
Andita Rahma
Editor
Dewi Rina Cahyani
Rabu, 7 Februari 2018 06:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah memperhatikan perkembangan bursa saham di luar negeri akibat tidak menentunya perekonomian Amerika Serikat. Dampak ekonomi AS membuat bursa saham di sejumlah negara melemah termasuk di Indonesia.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah akan memperkuat kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga stabilitas perekonomia. "Seluruh kebijakan pemerintah akan terus diperkuat," ujarnya di Gedung DPR RI Jakarta Selatan, Selasa, 6 Februari 2018.
Selain itu, Sri Mulyani menyatakan pihaknya bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan untuk menjaga sistem dan sektor keuangan. Ia juga akan berfokus menjaga pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh investasi dan ekspor. "Kami akan tetap menjaga mesin pertumbuhan dari investasi agar bisa tumbuh lebih tinggi lagi dan diharapkan bisa di atas 7 persen. Ekspor tetap terjaga di atas 8 persen," kata Sri Mulyani. Pemerintah juga akan menjaga konsumsi rumah tangga tetap 5 persen serta mendorong belanja pemerintah.
Bursa saham Asia anjlok pada Selasa, 6 Februari 2018. Hal ini mengikuti bursa saham Wall Street yang tertekan. Indeks saham Jepang Nikkei susut 6,71 persen atau 1.522,70 poin. Penurunan indeks saham juga diikuti indeks saham Korea Selatan Kospi dengan melemah 2,61 persen.
Efek pelemahan bursa saham global turut berimbas pada bursa domestik. Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Selasa, 6 Februari 2018, ditutup melemah lebih dari 1 persen.
Begitu pula IHSG yang ditutup merosot 1,69 persen atau 111,13 poin ke level 6.478,53, setelah dibuka dengan pelemahan 1,28 persen atau 84,48 poin di level 6.505,19. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.426,76– 6.519,29.
Dari 571 saham yang diperdagangkan hari ini di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 58 saham menguat, 330 saham melemah, dan 183 saham stagnan.