Ini Investor Go-Jek Selain Google

Reporter

Bisnis.com

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 30 Januari 2018 11:03 WIB

NADIEM MAKARIMGo-Jek!

TEMPO.CO, Jakarta - Google secara resmi menyatakan diri sebagai salah satu investor Go-Jek. Kehadiran Google menambah panjang daftar penyokong dana Go-Jek yang berasal dari berbagai belahan dunia.

VP Google Caesar Sengupta menyatakan investasi pada startup unggulan lokal merupakan strategi Google untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital.

Baca juga: Google Benarkan Investasi 16 T ke Go-Jek, dan Ini Alasannya

“Investasi itu memungkinkan Google bermitra langsung dengan startup lokal unggulan di dalam ekosistem digital Indonesia yang berkembang. Langkah itu sekaligus memperdalam komitmen kami untuk mengembangkan ekonomi digital di Indonesia,” ujarnya dalam blog resmi Google, Senin, 29 Januari 2018.

Menurutnya, Google telah menawarkan beragam inovasi produk di pasar Indonesia. Seperti misalnya dengan layanan penyediaan Wi-Fi publik berkualitas tinggi Google Station. Begitu juga dengan peluncuran aplikasi YouTube Go dan Google untuk mempermudah layanan pemutaran video serta pencarian bagi pengakses Internet dengan koneksi lambat.

Advertising
Advertising

Hanya saja, Google merasa perlu berpartisipasi lebih di dalam pengembangan ekosistem ekonomi digital di Indonesia. “Itu sebabnya kami berinvestasi di salah satu startup terkemuka di Indonesia, Go-Jek.”

Menurutnya, Go-Jek dipimpin oleh barisan tim manajemen dengan portofolio rekam jejak yang tak perlu diragukan dalam pengembangan teknologi yang memberi berbagai kemudahan.

Google menjadi salah satu dari belasan nama besar di industri teknologi yang berada di balik Go-Jek. Perusahaan teknologi terbesar dunia tersebut menanamkan modal ke Go-Jek bersama raksasa investasi Singapura, Temasek dan perusahaan asal Cina Meituan-Dianping. Salah satu investor awal Google, Sequoia Investment, telah lebih dulu mengantongi saham di Go-Jek.

Perusahaan lain yang punya saham di Go-Jek adalah Rakuten, perusahaan e-commerce asal Jepang dan perusahaan e-commerce asal Cina JD. Raksasa teknologi China pesaing Alibaba, Tencent, juga ada di Go-Jek melalui Tencent Holdings.

Selain Google, perusahaan Amerika Serikat lain yang menyokong Go-Jek adalah perusahaan-perusahaan private equity yang berbasis di Wall Street yaitu Warburg Pincus dan KKR & Co. Modal Go-Jek juga datang dari Hong Kong, yaitu lewat DST Global.

Google, ujar Sengupta, berkepentingan untuk berinvestasi pada perusahaan unggulan lokal demi membangun produk yang relevan dengan kebutuhan pasar. Caesar berharap Indonesia dapat menelurkan berbagai perusahaan rintisan teknologi unggulan lain yang menakjubkan seperti Go-Jek di Indonesia.

Belum lama ini, Alphabet sebagai induk usaha Google menggandeng Temasek dengan mellibatkan beberapa investor lain menggalang investasi kolektif senilai US$ 1,2 miliar kepada Go-Jek. Suntikan modal itu menjadi bekal bagi Go-Jek untuk berekspansi tatkala menghadapi persaingan dengan dua rival utamanya, yaitu Grab and Uber.

Dalam artikel bertajuk “Investing in Indonesia”, Sengupta menyatakan Indonesia merupakan negara dengan populasi pengakses internet terbesar kelima di dunia dengan melibatkan lebih dari 133 juta pengguna internet. Penggunaan internet semakin melekat dengan keseharian kehidupan penduduknya meski separuh populasi Indonesia nyatanya belum terhubung dengan Internet.

Menurutnya, ekonomi digital di dalam negeri terus berkembang hingga akhirnya memunculkan empat startup unicorn asal Indonesia. Unicorn merujuk kepada perusahaan rintisan bervaluasi di atas US$1 miliar. Asia Tenggara saat ini memiliki sebanyak delapan startup berlabel unicorn. Artinya, separuh perusahaan rintisan unicorn kini terpusat di Indonesia.

Google bertekad membantu Indonesia untuk dapat melahirkan berbagai startup besar lainnya, seperti Go-Jek. Termasuk dengan melatih puluhan ribu pengembang aplikasi mobile asal Indonesia dan memastikan penetrasi internet menjangkau lebih banyak usaha kecil di Indonesia.

BISNIS.COM

Berita terkait

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 jam lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

1 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

2 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

5 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

6 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

9 hari lalu

Putusan MK Dinilai Beri Kepastian pada Investor, Ekonom BCA: Semoga Belanja Modal Meningkat

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai putusan MK akan memberikan legitimasi atau kepastian hukum terhadap Pemilu.

Baca Selengkapnya

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

9 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

12 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya