Komitmen Pemerintah Perkuat Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Dipertanyakan

Minggu, 28 Januari 2018 21:00 WIB

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) melakukan penanaman tumpang sari bersama para petani saat launching penanaman perdana program peremajaan kebun kelapa sawit di Desa Panca Tunggal, Sungai Lilin, Kabupaten Musi banyuasin, Sumatera Selatan, 13 Oktober 2017. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta-Komitmen pemerintah untuk melakukan penguatan sistem sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan (Indonesia Sustainability Palm Oil, ISPO) dipertanyakan. Forum Koordinasi Masyarakat Sipil untuk Penguatan ISPO dan Kelompok Perwakilan Masyarakat Sipil untuk Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan menilai pemerintah mengabaikan proses yang melibatkan multipihak dalam penyusunan rancangan Peraturan Presiden tentang Sistem Sertifikasi ISPO.

Salah satu perwakilan forum ini, Mardi Minangsari mengatakan bahwa mereka awalnya dilibatkan oleh pemerintah dalam melakukan pembahasan Perpres penguatan ISPO ini. Proses pembahasan pun telah berjalan sejak Juni 2016. Namun per September 2017, Minangsari mengaku forum ini tak lagi mendapatkan informasi dari pemerintah ihwal kelanjutan pembahasan rancangan Perpres.

"Awal Desember kami mempertanyakan keputusan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dengan mengirim surat dan merilis siaran pers," kata Minangsari di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu, 28 Januari 2018.

Baca: Dana Kelapa Sawit Rp 5 Triliun Dikucurkan untuk Peremajaan Kebun

Minangsari menuturkan, pada mulanya terjadi dialog antara pemerintah dan stakeholder terkait, termasuk masyarakat sipil. Dialog itu berlangsung melalui serangkaian pertemuan dan konsultasi publik di berbagai daerah, yakni Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Minangsari mengatakan rangkaian proses tersebut pun telah menghasilkan rekomendasi prinsip, kriteria, dan sistem sertifikasi ISPO yang akan tercakup dalam rancangan Perpres. Dia berujar, sedianya proses tersebut dilanjutkan dengan konsultasi publik nasional.

Advertising
Advertising

"Ternyata Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian malah menyelenggarakan pertemuan-pertemuan terbatas sehingga proses yang ada justru menjadi tertutup dan kami sulit mendapatkan akses informasi mengenai kemajuan proses," ujar Minangsari.

Minangsari mengatakan, penguatan ISPO penting dilakukan lantaran masih banyak permasalahan di sektor industri kelapa sawit. Dia menyebut, masalah yang banyak ditemukan di antaranya yakni soal perambahan hutan, pengabaian terhadap prinsip hak asasi manusia, konflik agraria, perusakan lingkungan, penanganan limbah, dan sebagainya.

Dia pun beranggapan, proses tersebut justru berjalan mundur dengan dikeluarkannya saran konsultasi publik ihwal prinsip HAM dan transparansi. "Kejadian-kejadian ini menunjukkan pemerintah Indonesia tidak siap dengan proses multi stakeholder yang genuine karena tetap mengabaikan masukan," ujarnya.

Peneliti Institute for Ecosoc Rights Sri Palupi mengatakan penguatan ISPO diharapkan dapat membuat produk kelapa sawit Indonesia diterima di pasar global. Apalagi, ujar dia, kelapa sawit merupakan komoditas yang masih menjadi sandaran perekonomian nasional.

"Pasar global ini menuntut syarat-syarat tertentu. ISPO secara global tidak diakui dibanding RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil)," kata Palupi.

Parlemen Uni Eropa dalam voting tanggal 18 Januari lalu akhirnya menyetujui proposal UU energi terbarukan yang di dalamnya memuat larangan penggunaan minyak sawit untuk biodiesel mulai tahun 2021. Adapun larangan ini dilatarbelakangi isu keberlanjutan (sustainability) dan deforestasi di perkebunan sawit di Indonesia.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia menganggap kebijakan tersebut bakal memukul industri sawit dalam negeri. Presiden Joko Widodo dalam pidatonya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 40 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Uni Eropa November tahun lalu menyebut resolusi Parlemen Uni Eropa itu sebagai kampanye hitam terhadap kelapa sawit Indonesia.

Jokowi meminta Uni Eropa menghentikan 'kampanye hitam' tersebut. Dia mengklaim, industri kelapa sawit di Indonesia sangat dekat dengan upaya memberantas kemiskinan, mempersempit kesenjangan pembangunan, dan membangun ekonomi inklusif.


BUDIARTI UTAMI PUTRI | ANTARA | AMIRULLAH

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

1 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

38 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

40 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

46 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

47 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

49 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

49 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

58 hari lalu

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

59 hari lalu

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

4 Maret 2024

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya