Agus Marto: Pergantian Pimpinan BI Tak Ganggu Stabilisasi Ekonomi

Jumat, 26 Januari 2018 19:23 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo, membaca puisi dalam Pesta Rakyat Hari Pahlawan yang digelar Tempo dan BI di Museum Bank Indonesia, Kamis, 10 November 2016. (Tempochannel.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjamin pergantian puncak kepemimpinan di otoritas moneter tidak akan mengganggu mandat utama untuk menjaga stabilitas perekonomian. Mantan menteri keuangan yang bakal pensiun per Mei 2018 ini menyebutkan akan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

"Saya meyakini bahwa nanti seandainya ada transisi, transisinya dijalankan dengan baik dengan tetap menjaga stabilitas perekonomian," ujar Agus Marto di Jakarta, Jumat, 26 Januari 2018. Di sisa masa jabatannya, ia menegaskan akan fokus menjaga stabilitas keuangan nasional, dan menjaga momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi di 2018.

Baca: Agus Marto Ingatkan Legalitas DP Nol Rupiah Perlu Diperkuat

Otoritas moneter meyakini momentum pertumbuhan ekonomi akan tetap terjaga sejalan dengan membaiknya sejumlah indikator perekonomian nasional. Sejumlah indikator itu adalah nilai tukar rupiah yang bergerak stabil, laju inflasi yang nisbi terkendali, defisit transaksi berjalan yang masih terjaga, serta cadangan devisa yang mumpuni.

Bank sentral, kata Agus Marto, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di rentang 5,1-5,5 persen, di tengah berbagai risiko eksternal maupun domestik. "Saya akan purna tugas di Mei 2018, dan saya tentu fokus menyelesaikan tugas dengan baik," ucapnya.

Agus Martowardojo bertanggung jawab sebagai Gubernur Bank Indonesia sejak 24 Mei 2013, menggantikan Darmin Nasution. Pengangkatan Agus sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/P tahun 2013, untuk periode lima tahun yang berakhir pada 2018. Sebelumnya, Agus Marto menjabat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, dari Mei 2010 sampai april 2013.

Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan, Agus Marto memegang posisi kunci di beberapa bank terkemuka di Indonesia. Menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO Bank Mandiri (2005 - 2010), Direktur Utama Bank Permata (2002-2005), penasihat Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (2002).

Berikutnya, Agus Marto menjabat sebagai Managing Director Bank Mandiri (1999-2002), Direktur Utama PT. Bank Ekspor Impor Indonesia (1998-1999), dan Presiden Direktur Bank Bumiputera (1995-1998). Di awal karirnya, ia bergabung dengan Bank Niaga (1986-1994) dan Bank of America (1984-1986). Agus Marto juga memimpin Dewan Penasihat Asosiasi Bank Indonesia sejak 2009.

Agus Marto lahir di Amsterdam, Belanda pada 1956. Dia meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia, kemudian mengikuti program di State University of New York, Harvard Business School, Stanford University, dan Wharton Executive Education.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya