Harga BBM Pertamina Dinilai Terlalu Murah

Kamis, 25 Januari 2018 16:09 WIB

Petugas bersiap melayani warga pada peresmian SPBU Modular di Kecamatan Paloh, Sambas, Kalimantan Barat, 15 Oktober 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dijual PT Pertamina (Persero) saat ini sudah tak sesuai harga keekonomian. Harga jualnya lebih rendah dibanding harga minyak dunia yang terus melonjak.

Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mengatakan harga keekonomian untuk Premium seharusnya Rp 8.925 per liter, minyak tanah Rp 7.592 per liter, dan solar Rp 9.058 per liter. "Kami menghitungnya dengan formula nilai tukar rupiah dan asumsi harga minyak dunia," kata dia di kantor Indef, Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018.

Eko mengasumsikan harga minyak mentah US$ 70 per barel. Ini didasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM yang mencatat rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) hingga Desember 2017 sebesar US$ 60,90 per barel. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika diasumsikan Rp 13.200.

Saat ini, Pertamina menjual Premium senilai Rp 6.550 per liter. Sedangkan Pertamax Rp 8.600 per liter, Pertalite Rp 7.600 per liter, Pertamax Turbo 98 Rp 9.600 per liter, dan Pertamina Dex Rp 9.250 per liter.

Khusus Premium, Eko mencatat terdapat selisih harga jual hingga Rp 2.350 per liter. Dia mengatakan perbedaan ini akan membuat subsidi energi membengkak. Sayangnya, ujar Eko, pemerintah belum menentukan langkah konkret. "Siapa yang akan menanggung dan berapa jumlahnya," kata dia.

Advertising
Advertising

Jika Pertamina diminta kembali menanggung selisihnya, ekspansi perusahaan pelat merah itu berpotensi terhambat. Eko mengatakan Pertamina sudah menombok Rp 22 triliun tahun lalu karena perbedaan asumsi harga minyak mentah dengan realisasinya.

Pemerintah mengasumsikan harganya sebesar US$ 48 tapi ternyata melonjak hingga US$ 54 per barel. Dengan kenaikan harga minyak hingga US$ 70 per barel, Eko menuturkan sangat mungkin jumlah yang harus ditombok Pertamina bertambah dua kali lipat tahun ini.

Eko menuturkan pemerintah pasti akan mengevaluasi harga BBM tiap tiga bulan. Dalam proses tersebut, kemungkinan untuk menaikkan harga BBM tetap ada. Namun waktunya berdekatan dengan pemilihan kepala daerah (pilkada). "Mengumumkan penyesuaian saat itu akan terasa berat," ujarnya.

Dia meminta pemerintah segera mengambil pilihan. Indef menawarkan tiga opsi. Salah satunya adalah meneruskan sebagian atau keseluruhan kenaikan harga minyak global kepada konsumen. Artinya menaikkan harga BBM.

Pilihan lainnya adalah menugaskan Pertamina menanggung selisih harga minyak dengan konsekuensi menurunnya keuntungan dan setoran dividen. Cara lain, yaitu menambah penanaman modal negara (PMN) sebagai konsekuensi dari penugasan tersebut.

Eko mengatakan pemerintah bisa saja memilih salah satu opsi atau mengkombinasikannya. "Yang penting jelas. Sehingga masyarakat, dunia usaha, dan Pertamina bisa membuat perencanaan di 2018," ujarnya.

Berita terkait

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

22 jam lalu

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

IM Aditya Bagus Arfan dan GM Novendra Priasmoro juara di pertandingan catur Pertamina Indonesian GM Tournament 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

4 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

5 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

5 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

7 hari lalu

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.

Baca Selengkapnya

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

8 hari lalu

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

9 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

9 hari lalu

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

9 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya