Stanchart Prediksi Investasi Asing Tumbuh Lebih Tinggi di 2018
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 23 Januari 2018 09:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Standard Chartered Bank memprediksi realisasi investasi swasta di Indonesia tahun 2018 akan semakin meningkat. Kondisi ini terjadi seiring dengan keterbatasan fiskal pemerintah dan iklim investasi yang terus membaik.
Chief Economist, Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra menjelaskan bagaimana kenaikan anggaran infrastruktur yang hanya sebesar 6 persen. "Ini jauh lebih lamban dari perkiraan pertumbuhan sebesar 44 persen di tahun ini," katanya dalam acara usai peluncuran hasil riset Global Research Briefing (GRB) Standard Chartered Bank di Jakarta, Senin, 22 Januari 2018.
Baca: Generasi Milenial Disarankan Investasi Orientasi Jangka Panjang
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen di tahun 2018, pemerintah memang sangat mengharapkan peran lebih dari investasi swasta. Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah menyampaikan bahwa peningkatan jumlah investasi swasta di dalam negeri adalah solusi untuk mendongkrak perekonomian.
Namun sayangnya, dengan penduduk lebih dari 254,9 juta jiwa, volume investasi swasta di Indonesia masih tergolong rendah. Akhir 2017, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi swasta hanya mencapai Rp 2.126 triliun, atau 25,4 persen dari target sebesar Rp 8.386 triliun.
Aldian melanjutkan, kondisi serupa juga dialami Badan Usaha Milik Nasional (BUMN) yang semula ingin meningkatkan moal hingga 7 persen di tahun 2018. Namun, justru telah mengalami penurunan dari 40 persen sejak semester pertama 2017.
Saat ini, kata Aldian, pemerintah juga telah mengatur kerlibatan BUMN pada proyek dengan nilai minimum Rp 100 miliar. "Harapannya membatasi campur tangan BUMN dan mendorong pembiayaan pihak swasta," kata Aldian.
CEO Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro juga menilai, perbaikan iklim investasi di Indonesia juga tak kalah berpengaruh dalam mendorong proyeksi peningkatan investasi swasta. Berdasarkan World Bank's Ease of Doing Business Survey, posisi kemudahan berusaha di Indonesia terus meningkat, dari posisi 91 menjadi 72.
Rino menambahkan, peringkat layak investasi Indonesia dari tiga lembaga rating besar internasional juga terus meningkat, Ketiganya yaitu Standard & Poor's (S&P), Moody's, and Fitch Group. Semua ini, ujarnya, membuat perekonomian Indonesia dalam posisi yang sangat baik untuk investasi. "Perlu credit (pujian) untuk pemerintah," katanya.