Kemenperin Berharap Garam Industri Bebas Impor

Sabtu, 20 Januari 2018 11:54 WIB

Ilustrasi garam. ANTARA/Saiful Bahri

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Panggah Susanto berharap agar importasi garam industri dibebaskan sepenuhnya seperti dulu. Panggah menilai Indonesia belum mampu memproduksi garam industri dalam negeri.

"Menurut saya kembalikan ke yang dulu saja policynya, untuk impor garam industri bebaskan saja," ujar Panggah di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2019.

Baca: Pemerintah Tambah Kuota Impor Garam Industri Karena Alasan Ini

Pemerintah mengkaji rencana impor garam untuk kebutuhan industri. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan impor akan dipermudah agar kebutuhan garam untuk industri tidak terganggu.

Airlangga berujar, hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri, Undang-Undang Penanaman Modal, dan UU Perdagangan. "Jadi tentunya kami akan mempermudah importasi dari bahan baku garam untuk industri," ucap Airlangga di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2018.

Kemudahan impor, kata Airlangga, bakal dikaji untuk mengembangkan investasi dan melindungi tenaga kerja di sektor terkait. Kemudahan yang akan diberikan berupa fasilitas dan pemberian rekomendasi yang diperjelas.

Menurut Panggah, kebutuhan garam industri Indonesia sekitar 2 juta ton. Kendati demikian, Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki laut dan pantai yang luas, tidak mampu memproduksi garam dalam jumlah besar. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa faktor lain yang mempengaruhi produksi garam.

"Garam ini memerlukan persyaratan tidak hanya pantai, tapi juga curah hujan bagaimana, humidity itu kekeringan negara ini bagaimana. Kemudian luasan. Macam-macam faktor ini tidak harus kita semuanya," kata Panggah.

Menghadapi situasi tersebut, Panggah menyarankan pemerintah untuk fokus kepada potensi-potensi lain yang dimiliki Indonesia. "Negara itu kan saling membutuhkan, punya potensi masing-masing. Kita punya potensi ikan, hutan, pantai, dan macam-macam. Yang ada ini saja yang betul-betul kita perhatikan," kata dia.

KARTIKA ANGGRAENI | BUDIARTI UTAMI PUTRI

Advertising
Advertising

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

5 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

18 jam lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

1 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

3 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya