Petani Lampung Beberkan Penyebab Harga Beras Naik Terus

Minggu, 14 Januari 2018 17:37 WIB

Pekerja tengah mengangkut beras di gudang beras kawasan Mardani, Jakarta, 26 Juli 2017. Kebijakan ini tercantum dalam Peraturan Mendag nomor 47 tahun 2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga beras di daerah pertanian Provinsi Lampung dan Sukabumi (Jawa Barat) terus mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir.

Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Lampung Muhlashin, yang juga petani asal Pringsewu, Lampung, mengatakan harga beras asalan mencapai Rp 10.500 per kilogram dan Rp 12 ribu untuk jenis beras medium di tingkat pabrik.

Menurutnya, kondisi ini dipicu banyaknya pedagang beras dan spekulan dari Jawa yang membeli beras dalam skala besar di pabrik-pabrik di Lampung, terutama Lampung Tengah, Pringsewu, dan Tanggamus.

“Satu bulan lagi petani di beberapa daerah akan panen. Sedangkan panen raya diperkirakan 2-3 bulan lagi karena rata-rata umur padi bervariasi antara 20 hari sampai 40 hari di seputar Pringsewu dan Lampung Tengah," ujarnya pada Sabtu kemarin, 13 Januari 2018.

Simak: Impor Beras, DPR Akan Panggil Mentan dan Bulog Pekan Ini

Muhlasin menerangkan, sebagian besar petani padi hanya memiliki lahan sempit, rata-rata di Lampung hanya memiliki lahan 3.000 meter persegi, bahkan kurang.

“Jadi pada saat panen memang terpaksa harus langsung dijual untuk menutupi kebutuhan hidup, membayar pupuk, dan sebagainya. Jadi hanya sedikit yang bisa disimpan untuk makan,” tuturnya.

Sedangkan untuk Sukabumi, Ketua SPI Jawa Barat Tantan Sutandi mengemukakan saat ini harga beras di konsumen berkisar Rp9.600-12.000. Harga itu, kata dia, di atas harga eceran tertinggi beras untuk Jawa.

Dia menjelaskan, di sebagian besar Jawa Barat sudah panen padi sejak Oktober-November kemarin sehingga Januari ini belum ada panen padi di sebagian besar daerah tersebut.

“Harga panen kemarin sangat rendah, GKG (gabah kering giling) sekitar Rp 4.500 (di bawah harga pokok produksi/HPP). Jadi kenaikan harga beras saat ini tidak dirasakan petani Jawa Barat. Penurunan harga disebabkan kualitas gabah yang buruk karena banyak sawah yang terkena hama wereng. Banyak petani juga gagal panen dan puso,” ucapnya.

Tantan juga mengutarakan, pada Desember 2017, Jawa Barat sudah memasuki masa tanam sehingga panen beras berikutnya diperkirakan sekitar Maret-April 2018.

BISNIS.COM

Berita terkait

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

3 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

6 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

1 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

7 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

7 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

11 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

21 hari lalu

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

24 hari lalu

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

Komisoner Komnas HAM Anis Hidayah turun untuk meninjau lokasi dan situasi konflik lahan di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

24 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya