Serikat Tani Nasional Tolak Impor Beras

Reporter

Andita Rahma

Editor

Martha Warta

Jumat, 12 Januari 2018 16:45 WIB

Ilustrasi beras. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Perdagangan menyatakan akan melakukan impor beras 500 ribu ton jenis khusus. Impor tersebut akan dilakukan pada akhir Januari 2018 guna memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengambil tindakan tersebut setelah operasi pasar beras dirasa tidak mampu mempengaruhi turunnya harga beras.

Ketua Umum Serikat Tani Nasional (STN) Ahmad Rifai menilai langkah yang diambil Enggar tidak wajar. Sebab, pada Februari mendatang akan masuk masa panen raya. “Ini tidak wajar. Akhir bulan ini dan bulan depan adalah masa-masa puncak panen raya padi di hampir seluruh daerah,” ujar Rifai, dalam keterangan tertulis, pada Jumat, 12 Januari 2018.

Baca: Harga Beras di Cipinang Lebih Mahal dari HET

Sebelumnya, Kementerian Pertanian menyampaikan pada Januari akan ada 300 ribu ton gabah dan pada Februari ada panen dengan jumlah produksi 4,9 juta ton gabah kering giling.

Menurut Rifai, kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah saat ini akan merugikan petani. Ia menuturkan datangnya impor akan menekan harga jual gabah petani yang akan segera melakukan panen. “Impor beras itu akan menekan harga gabah petani. Sebentar lagi masa panen, petani yang rugi,” katanya.

Rifai menganggap keputusan Enggartiasto melakukan impor beras tidak berdasar dan tidak sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan.

Kementerian Pertanian, pada awal 2018, menyatakan stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) aman. Rifai menuding tidak ada koordinasi yang baik antarlembaga/kementerian yang menangani persoalan pangan di tubuh pemerintahan. “Antarlembaga negara tidak ada koordinasi dengan baik tentang data-data ketersediaan beras, Mentan, Mendag, dan Bulog.”

Rifai mencurigai ada indikasi permainan kartel pangan yang sengaja mencari untung dengan memainkan harga beras di pasaran.

Keributan ihwal harga beras, menurut Rifai, merupakan dampak dari liberalisasi pangan yang diterapkan pemerintah. Dia menyebut harga pangan seharusnya dikendalikan negara, dalam hal ini pemerintah.

“Ini konsekuensi liberalisasi pangan yang dilakukan pemerintah hari ini. Harga pangan diserahkan kepada mekanisme pasar. Seharusnya pemerintah yang mengendalikan harga beras. Tata niaga pangan harus diserahkan kepada Bulog,” ucap Rifai.

Berita terkait

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

16 jam lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

16 jam lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

19 jam lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh pengacara bernama Andreas atas tuduhan tak lapor LHKPN secara benar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

1 hari lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

1 hari lalu

Jokowi Ungkap Pesan yang Terus Disampaikannya ke Bos Apple hingga Microsoft

Presiden Jokowi juga menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang Indonesia pakai masih didominasi barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

1 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

2 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

2 hari lalu

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan bakal menegakkan aturan soal pelaku usaha jasa titip atau jastip yang berbelanja barang titipan orang lain dari luar negeri. Ia meminta agar Bea Cukai menertibkan pelaku usaha jastip yang masih bandel terhadap aturan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

2 hari lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya