TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian menyatakan, impor beras sebanyak 500 ribu ton dilakukan untuk menjamin ketersediaan pasokan di pasar. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendiardi, menyebut opsi ini diambil dengan pertimbangan sejumlah aspek.
"Ini kebijakan sudah komprehensif, segala aspek sudah dipertimbangkan," kata Agung saat ditemui seusai melepas tim bazar beras Kementerian Pertanian di Kompleks Toko Tani Indonesia, Jakarta Selatan, Jumat, 12 Januari 2018. "Secara detail saya nggak mengikuti, itu Pak Menteri (Pertanian) dan Pak Mendag (Menteri Perdagangan)."
Baca juga: Kementan Beberkan Penyebab Melonjaknya Harga Beras Medium
Sebelumnya, kenaikan harga terjadi pada beras medium di sejumlah tempat, mulai dari Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Tengah. Kementerian Pertanian menyebut, kelangkaan pasokan ini membuat harga beras otomatis ikut terkerek.
Untuk menstabilkan harga, Pemerintah telah memutuskan untuk mengambil jalur impor beras. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito menyatakan pemerintah akan melakukan impor beras dari Vietnam dan Thailand sambil menunggu panen raya pada Februari-Maret. Beras impor itu akan masuk ke Tanah Air pada Januari. "Saya tidak mau mengambil risiko kekurangan pasokan," katanya, Kamis malam, 11 Januari 2018.
Agung mengatakan, penyebab kelangkaan pasokan beras, terutama jenis medium di pasaran, karena panen dari sejumlah kelompok tani beberapa waktu lalu menghasilkan kualitas gabah yang bagus. Alhasil, kelompok tani ingin menjual di harga premium. "Kalau bisa premium, kenapa harus medium, mereka mikirnya gitu," kata Agung.
Padahal, ujarnya, masih banyak kelompok masyarakat yang mengkonsumsi beras medium. Beras jenis ini juga banyak digunakan di sejumlah warung makan. "Jadi ini memang karena kekurangan pasokan ke pasar, bukan kekurangan produksi."
Namun Agung memprediksi, kenaikan harga beras medium ini tidak akan berlangsung lama. Sebab, masa panen raya akan dimulai Februari hingga Maret mendatang. Hingga Maret 2018, kata Agung, diprediksi akan ada tambahan pasokan beras sebesar 2,6 juta ton. Angka ini sudah melebihi jumlah konsumsi yang hanya 2,5 juta ton.
Baca juga: Jokowi Minta 20 Persen Kebutuhan Beras Malaysia Diimpor dari Indonesia
Indonesia sempat surplus beras, sehingga menjadi negara pengekspor beras. Bahkan Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak di Kuching, Malaysia, pada 22 November 2017, menyampaikan harapan agar 20 persen kebutuhan beras impor Malaysia pada 2018 didatangkan dari Indonesia.