Petugas menata beras di gudang bulog Jakarta, 27 Juni 2015. Bulog menyiapkan beras sebanyak 21.000 ton untuk Operasi Pasar di lima wilayah kotamadya Jakarta. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar, Ichsan Firdaus, mendesak pemerintah cepat mengambil langkah terkait dengan naiknya harga beras pada awal 2018. Dia menilai kenaikan harga ini disebabkan oleh data pangan yang bermasalah.
"Data pangan ini bermasalah sehingga membuat pemerintah kurang mampu mengantisipasi gejolak harga beras," ujar Ichsan, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jakarta, Rabu, 10 Januari 2018.
Harga beras pada awal tahun ini melebihi harga pada periode yang sama tahun lalu. Di Pasar Induk Beras Cipinang, harga beras jenis medium pada akhir pekan lalu mencapai Rp 10.500-11.500. Tahun lalu, harga beras pada awal 2017 sekitar Rp 9.500.
Menurut sejumlah pedagang di Pasar Induk Cipinang, kenaikan harga beras terasa sejak November 2017. Pada periode itu, harga beras medium sudah melebihi Rp 9.500, sedangkan harga eceran tertinggi adalah Rp 9.450 per kilogram.
Ichsan menilai kenaikan harga beras per Januari 2018, khususnya beras medium, dipicu oleh beberapa hal. Salah satunya kebijakan Menteri Pertanian yang mengatur harga beras medium (broken 15 persen) menjadi harga beras premium. "Sehingga menyebabkan kelangkaan beras medium di pasar," katanya.
Ichsan juga berpendapat siklus tanam menjadi salah satu yang menyebabkan harga beras melonjak. Menurut dia, periode Desember ke Februari ini merupakan masa tanam, bukan masa panen. "Sehingga kalau ada pihak yang mengatakan minggu ketiga Januari 2018 itu masa panen, perlu dipertanyakan akurasinya," ucapnya.
Di sisi lain, menurut Ichsan, pemerintah seharusnya memperbaiki kebijakan yang dapat memicu kenaikan harga dan gejolak stok beras nasional. Selain itu, langkah-langkah seperti operasi pasar harus diikuti opsi lain guna menekan harga beras.
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
6 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.
Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni
25 hari lalu
Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni
Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut menyalurkan bantuan pangan atau bansos beras di Jambi hari ini. Jokowi mengklaim bantuan ini menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.