Pemerintah Akan Manfaatkan Dana Luar Negeri Untuk Bangun Ekonomi
Reporter
Syafiul Hadi
Editor
Martha Warta
Senin, 8 Januari 2018 09:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan Indonesia pada tahun 2018 ini akan lebih bekerja keras dalam membangun ekonomi Tanah Air. “Tahun ini pemerintah akan menerapkan strategi yang lebih reaching out, dengan kata lain lebih jemput bola,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo di Jakarta, Minggu, 7 Januari 2018.
Luhut mengatakan strategi jemput bola ini salah satunya adalah dengan memanfaatkan keberadaan dana-dana dari luar negeri. Dia memberi contoh seperti menawarkan kepada Jepang untuk menginvestasikan dana pensiun masyarakat di sana dalam program berkesinambungan dengan bunga 3 sampai 4 persen. “Sebab dana pensiun di sana bunganya 0 persen. Dengan penawaran itu mereka pasti senang sekali,” katanya.
Baca: Analis: Ekonomi Indonesia di 2018 Penuh Peluang dan Risiko
Luhut menjelaskan dengan memberikan bunga 3 sampai 4 persen pemerintah masih dalam keuntungan. Sebab, kata dia, bunga tersebut masih dalam kisaran rendah ketimbang rata-rata suku bunga kredit di Indonesia dari data BI per November 2017 sebesar 11,45 persen. “Dan ini juga hanya setengahnya dari bunga pinjaman proyek kereta api ringan (LRT) yang 8,25 persen,” ucapnya.
Luhut menambahkan pada tahun 2018 ini Indonesia juga telah memperoleh kepercayaan dunia. Buktinya, kata dia, rating Indonesia meningkat dalam beberapa institusi internasional seperti di Fitch Ratings naik dari BBB- menjadi BBB, Standard & Poors naik dari BB+ menjadi BBB-, serta di Moody’s Investors Service yang juga naik dari Stable menjadi Positive. “Dampaknya akan luar biasa karena tingkat kepercayaan investasi pada kita makin tinggi,” tuturnya.
Menurut Luhut untuk mewujudkan hal itu tentu bukan tanpa kendala. Saat ini, kata dia, pemerintah memiliki setidaknya dua tantangan yang harus dihadapi. “Pertama, masalah ketertinggalan teknologi sebab negara-negara maju seperti Tiongkok saat ini telah menggunakan robotic technology atau Industry 4.0,” ujarnya.
Selain itu, kata Luhut, tantangan kedua adalah permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, kata dia, ketersediaan SDM berkualitas mutlak dimiliki oleh Indonesia. “Tidak bisa tidak, sebab kalau tersedia SDM yang terampil kita tak perlu lagi menerima tenaga kerja asing,” kata Luhut Pandjaitan.