Pemerintah Akan Manfaatkan Dana Luar Negeri Untuk Bangun Ekonomi

Reporter

Syafiul Hadi

Editor

Martha Warta

Senin, 8 Januari 2018 09:37 WIB

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Sekjen Kementerian Perhubungan Sugihardjo usai melakukan video conference dengan Command Center Pemerintah Bali, di Gedung Kemenhub, Jakarta, 28 November 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis Pae Dale

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan Indonesia pada tahun 2018 ini akan lebih bekerja keras dalam membangun ekonomi Tanah Air. “Tahun ini pemerintah akan menerapkan strategi yang lebih reaching out, dengan kata lain lebih jemput bola,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo di Jakarta, Minggu, 7 Januari 2018.

Luhut mengatakan strategi jemput bola ini salah satunya adalah dengan memanfaatkan keberadaan dana-dana dari luar negeri. Dia memberi contoh seperti menawarkan kepada Jepang untuk menginvestasikan dana pensiun masyarakat di sana dalam program berkesinambungan dengan bunga 3 sampai 4 persen. “Sebab dana pensiun di sana bunganya 0 persen. Dengan penawaran itu mereka pasti senang sekali,” katanya.

Baca: Analis: Ekonomi Indonesia di 2018 Penuh Peluang dan Risiko

Luhut menjelaskan dengan memberikan bunga 3 sampai 4 persen pemerintah masih dalam keuntungan. Sebab, kata dia, bunga tersebut masih dalam kisaran rendah ketimbang rata-rata suku bunga kredit di Indonesia dari data BI per November 2017 sebesar 11,45 persen. “Dan ini juga hanya setengahnya dari bunga pinjaman proyek kereta api ringan (LRT) yang 8,25 persen,” ucapnya.

Luhut menambahkan pada tahun 2018 ini Indonesia juga telah memperoleh kepercayaan dunia. Buktinya, kata dia, rating Indonesia meningkat dalam beberapa institusi internasional seperti di Fitch Ratings naik dari BBB- menjadi BBB, Standard & Poors naik dari BB+ menjadi BBB-, serta di Moody’s Investors Service yang juga naik dari Stable menjadi Positive. “Dampaknya akan luar biasa karena tingkat kepercayaan investasi pada kita makin tinggi,” tuturnya.

Advertising
Advertising

Menurut Luhut untuk mewujudkan hal itu tentu bukan tanpa kendala. Saat ini, kata dia, pemerintah memiliki setidaknya dua tantangan yang harus dihadapi. “Pertama, masalah ketertinggalan teknologi sebab negara-negara maju seperti Tiongkok saat ini telah menggunakan robotic technology atau Industry 4.0,” ujarnya.

Selain itu, kata Luhut, tantangan kedua adalah permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, kata dia, ketersediaan SDM berkualitas mutlak dimiliki oleh Indonesia. “Tidak bisa tidak, sebab kalau tersedia SDM yang terampil kita tak perlu lagi menerima tenaga kerja asing,” kata Luhut Pandjaitan.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

7 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

8 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

11 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

11 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

14 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

16 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

16 hari lalu

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

Perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global dan tensi geopolitik yang sangat tinggi bergerak cepat dan dinamis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

17 hari lalu

Terkini: Sri Mulyani Adakan Rapat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara serta jajaran eselon I Kemenkeu.

Baca Selengkapnya

Ekonom Mari Elka Pangestu Sebut Serangan Iran ke Israel Pengaruhi Ekonomi Dunia, termasuk Indonesia

17 hari lalu

Ekonom Mari Elka Pangestu Sebut Serangan Iran ke Israel Pengaruhi Ekonomi Dunia, termasuk Indonesia

Ekonom Mari Elka Pangestu buka suara soal serangan Iran ke Israel yang nantinya bakal berdampak ke perekonomian dunia termasuk Indonesia. Hal itu akan berpengaruh terhadap terjadinya inflasi.

Baca Selengkapnya