Akibat Cuaca dan Gunung Agung, Inflasi NTB Naik di Desember 2017

Selasa, 2 Januari 2018 20:23 WIB

BI Minta Daerah Waspadai Inflasi

TEMPO.CO, MATARAM - Selama bulan Desember 2017, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami inflasi sebesar 0,85 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 128,79 pada bulan November 2017 menjadi 129,88 pada bulan Desember 2017. Angka inflasi ini berada di atas angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,71 persen.

Secara terinci berdasarkan wilayahnya di NTB, Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,70 persen dan Kota Bima mengalami inflasi sebesar 1,38 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Endang Tri Wahyuningsih, inflasi di NTB sebesar 0,85 persen terjadi karena adanya kenaikan harga. ''Kemarin itu ada peringatan Maulid. Ini biasanya yang terjadi. Sedangkan yang tidak bisa diprediksi inflasi di Bima,'' kata Endang Tri Wahyuningsih menjelaskan inflasi di kantornya, Selasa 2 Januari 2018.

Simak: BPS: Inflasi Desember 2017 Dipicu Kenaikan Harga Bahan Makanan

BPS NTB menghitung 400 komoditas. Pengeluaran terbesar berasal dari kelompok makanan. Ini disebabtkan cuaca sehingga menimbulkan melambungnya harga cabe dan sayur-sayuran di Bima. Kendala angkutan udara akibat erupsi gunung Agung yang berpengaruh tiada operasinya penerbangan dari dan ke Lombok.

Advertising
Advertising

Secara rinci, Endang tri Wahyuningsih memaparkan kenaikan indeks pada Kelompok Bahan Makanan sebesar 3,28 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan bakar sebesar 0,23 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,17 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,1 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,03 persen dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olah raga sebesar 0,00 persen. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada Kelompok Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,03 persen.

Laju inflasi NTB tahun kalender Desember 2017 sebesar 3,70 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Desember 2016 sebesar 2,61 persen. Demikian pula laju inflasi “tahun ke tahun” Desember 2017 sebesar 3,70 persen lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi “tahun ke tahun” di bulan Desember 2016 sebesar 2,61 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga di bulan Desember 2017 ini antara lain Tomat Sayur, Beras, Angkutan Udara, Daging Ayam Ras, Cabai Rawit, Jeruk, Bahan Bakar Rumah Tangga, Tongkol/Ambu-Ambu, Cumi-Cumi dan Pisang. Sedangkan komoditas–komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain Tarip Pulsa Ponsel, Minyak Goreng, Selar/Tude, Emas Perhiasan, Teri, Jeruk Nipis/Limau, Bawang Putih, Pir, Telepon Seluler dan Minuman Ringan.

Dari sebelas sub kelompok dalam kelompok ini, 10 sub kelompok mengalami inflasi dan satu kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok Sayur-sayuran sebesar 14,49 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok Bahan Makanan Lainnya sebesar 0,16 persen. Sedangkan deflasi hanya terjadi pada sub kelompok Lemak dan Minyak sebesar 0,57 persen. Secara keseluruhan pada bulan Desember 2017, kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,7586 persen.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau pada bulan Desember 2017 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan IHK sebesar 132,56 lebih tinggi dibandingkan bulan November 2017 yang mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan IHK sebesar 132,34.

Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol sebesar 0,27 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok Minuman yang Tidak Beralkohol sebesar 0,04 persen.

Secara keseluruhan pada bulan Desember 2017, kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0332 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain Ayam Bakar, Rokok Kretek Filter, Rokok Kretek, Ikan Bakar dan Ayam Goreng. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain Minuman Ringan, Teh dan Coklat Batang.

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

4 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Menkeu Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah di Tengah Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Menkeu Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah di Tengah Konflik Iran-Israel

Menteri Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyiapkan strategi untuk menjaga nilai tukar rupiah di tengah konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Indeks Pembangunan Manusia Jakarta 2023 Meningkat, Angka Harapan Hidup 75,81 Tahun

9 hari lalu

Indeks Pembangunan Manusia Jakarta 2023 Meningkat, Angka Harapan Hidup 75,81 Tahun

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jakarta menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penjualan Eceran Maret Meningkat, Indeks Penjualan Riil Tumbuh 3,5 Persen

9 hari lalu

Penjualan Eceran Maret Meningkat, Indeks Penjualan Riil Tumbuh 3,5 Persen

BI memprediksi kinerja penjualan eceran bulan Maret 2024 tetap tumbuh. Indeks Penjualan Riil Maret 2024 tercatat sebesar 222,8 atau tumbuh 3,5 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Tergelincir, Analis: Perputaran Besar saat Ramadan dan Idul Fitri Tak Mampu Membendung Dolar AS

10 hari lalu

Rupiah Tergelincir, Analis: Perputaran Besar saat Ramadan dan Idul Fitri Tak Mampu Membendung Dolar AS

Rupiah tergelincir 76 poin atau 0,47 persen menjadi Rp16.252 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.176 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

11 hari lalu

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya