TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Desember 2017 sebesar 0,71 persen secara bulanan (mtm). Angkanya jauh lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya yang hanya 0,20 persen.
Kepala BPS Suharyanto mengatakan inflasi salah satunya dipicu kenaikan harga bahan makanan. Kelompok tersebut mengalami inflasi sebesar 2,26 persen dan menyumbang andil 0,46 persen terhadap inflasi total.
Baca: Kenapa BI Prediksi Inflasi Naik di Minggu Ketiga Desember?
Dia menuturkan, inflasi bahan makanan didorong kenaikan sejumlah harga komoditas. "Komoditasnya antara lain beras, ikan segar, telur ayam ras, dan daging ayam ras," kata dia di kantor pusat BPS, Jakarta, Selasa, 2 Januari 2018.
Harga beras, ikan segar, dan telur ayam ras menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,08 persen. Sementara daging ayam ras memiliki andil sbesar 0,07 persen.
Pemicu inflasi lainnya adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Inflasi kelompok ini sebesar 0,75 persen dengan andil sebesar 0,14 persen.
Suhariyanto mengatakan inflasi di kelompok ini dipicu tarif angkutan udara dengan andil 0,10 persen. "Ini karena meningkatnya permintaan selama libur Natal dan Tahun Baru," ujarnya.
Sepanjang 2017, inflasi tertinggi terjadi di Januari dengan angka 0,97 persen dan Desember 0,71 persen. BPS mencatat terjadi dua kali deflasi yaitu pada Maret dan Agustus masing-masing sebesar -0,02 persen dan -0,07 persen.